Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
PPDS Anestesi Undip di RSUP dr Kariadi Akan Dibuka Lagi
10 Oktober 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) prodi Anestesi Universitas Diponegoro di RSUP dr Kariadi segera dibuka kembali. Sebelumnya prodi ini sempat ditutup karena kasus kematian dr Aulia Risma.
ADVERTISEMENT
Rektor Undip Semarang, Suharnomo, mengatakan sudah ada nota kesepahaman antara Undip, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
"Sudah ada saling pengertian antara Kariadi dan Undip. Mudah-mudahan dalam waktu yang sangat dekat, mungkin minggu ini mudah-mudahan bisa dibuka kembali," ujar Suharnomo, Kamis (10/10).
Tak hanya dengan RSUP dr Kariadi, Undip juga membuka kerja sama praktik perkuliahan untuk mahasiswa PPDS digelar di RSUD Wongsonegoro, dan RSUD Dr Adhyatma Tugurejo Kota Semarang.
"Dan rumah sakit Wongsonegoro, disaksikan wali kota juga sudah signing untuk beberapa hal improvement," jelas dia.
Tak hanya itu, praktik klinis Dekan FK Undip dr Yan Wisnu di RSUP Kariadi juga sudah kembali berjalan. Sebelumnya praktik Yan Wisnu dihentikan buntut kasus dr Aulia.
ADVERTISEMENT
"Pak Yan sendiri sudah praktik kembali per 1 Oktober. Jadi sebenarnya sudah sangat oke sih, sudah ketemu secara teknis karena ini hal-hal yang teknikal ya, improvement, perbaikan-perbaikan saya rasa memang secara detail ya, karena ini menyangkut nyawa orang," sebut Suharnomo.
Ia juga mengakui, kasus kematian dr Aulia Risma saat menjadi PPDS ini menjadi pelajaran yang amat berharga. Ia berjanji akan ada perbaikan dalam tata kelola PPDS mulai dari pengaturan waktu istirahat, shift, ganti waktu, termasuk mitigasi bila terjadi perundungan.
"Sebenarnya selama ini sudah jalan juga, hanya kita lebih tekankan sosialisasi di awalnya. Sanksinya pernah saya sampaikan, pernah ada DO (drop out) juga ada. Sanksinya bervariasi, tergantung kesalahan yang dibuat," kata Suharnomo.
ADVERTISEMENT