Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
PPIH: Bus Selawat ke Mahbas Jin Rute Internasional, Dikelola Saudi
14 Juni 2023 6:24 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Indonesia menyiapkan bus selawat di 3 terminal utama menuju Masjidil Haram . Tapi, ada satu terminal dan rute yang tidak boleh dikelola oleh pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Terminal itu yakni Bab Ali. Bus dari dan ke terminal ini mengarah ke kawasan Mahbas Jin dan Jamarat. Di sini merupakan hotel tempat jemaah haji Indonesia asal embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) menginap.
Tantangannya, jemaah asal Jawa Barat itu harus naik bus dengan jemaah haji dari berbagai negara. Sebab, bus-bus di sana dikelola langsung oleh Arab Saudi.
“Rute selawat dari Terminal Jamarat menuju Mahbas Jin lalu ke terminal Bab Ali, sepenuhnya dikelola oleh otoritas Arab Saudi. Dan rute itu digunakan oleh semua negara,” tegas Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M Subhan Cholid di Jeddah, Selasa (13/6).
Bus selawat melayani 11 rute dari hotel jemaah haji RI menuju ke Masjidil Haram. Pengelolaan juga sepenuhnya diberikan kepada Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rute itu, yakni empat rute Syisah – Terminal Syib Amir, dua rute Raudhah – Terminal Syib Amir, tiga rute Jarwal – Terminal Syib Amir, dan dua rute Misfalah – Terminal Jiad.
“Dengan kewenangan itu, PPIH dapat menyusun rencana dan mengoperasionalkan bus selawat secara mandiri, termasuk menyediakan bus khusus untuk mengantar jemaah haji Indonesia,” papar Subhan.
Namun, Indonesia tidak punya kewenangan apa pun untuk rute Jamarat-Mahbas Jin-Terminal Bab Ali. Sebab, seluruh pengelolaan ada di tangan pemerintah Arab Saudi.
“Itu tidak boleh ada satu negara pun yang mengelola sendiri untuk jemaahnya. Sehingga, bus yang disiapkan pada jalur itu, boleh dinaiki jemaah dari berbagai negara yang tinggal di daerah rute tersebut,” sebut Subhan.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Subhan mengimbau jemaah untuk menghindari waktu padat saat akan ke Masjidil Haram atau pulang ke hotel. Bus Selawat beroperasi selama 24 jam.
“Untuk menghindari kepadatan, jemaah dapat berangkat satu atau jam sebelum waktu salat, dan satu atau dua jam lebih akhir usai salat berjemaah saat akan pulang ke hotel. Itu akan lebih longgar,” tandasnya.
Di lokasi juga disiagakan sejumlah petugas. Mereka biasanya memandu jemaah untuk menyeberang jalan selebar 12 meter atau 6 lajur. Setelah menyeberang, mereka bisa naik bus menuju ke Masjidil Haram bersama dengan jemaah haji dari berbagai negara.