PPP Bantah Denny Indrayana soal Suharso Dicopot karena Temui Anies: Fitnah

8 Juni 2023 16:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politisi PPP, Achmad Baidowi, pada saat mengisi acara diskusi dengan tema 'Potensi Golput di Pemilu 2019' di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (18/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Politisi PPP, Achmad Baidowi, pada saat mengisi acara diskusi dengan tema 'Potensi Golput di Pemilu 2019' di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (18/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi merespons pernyataan eks Wamenkumham Denny Indrayana yang menyebut eks Ketum PPP Suharso Monoarfa dicopot karena 4 kali menemui bacapres Anies Baswedan.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disampaikan Denny dalam surat kepada DPR mendesak agar memakzulkan Presiden Jokowi karena dugaan pelanggaran konstitusi.
"Yang suka bikin gaduh di luar peserta pemilu. Kita dikejutkan dengan tweet yang dari Australia, dulu ahli tata negara dan sekarang bukan, jadi hal-hal seperti itu justru yang membuat gaduh. Sementara di kita itu enggak ada apa-apa di partai politik, banyak kan tuduhan-tuduhannya," kata Awiek --sapaan Baidowi, dalam diskusi terkait pemilu di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (8/6).
"PPP dituduh juga bahwa Pak Harso diganti gara-gara empat kali ketemu Anies. Itu kan data-data yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kita malah berpikir sekalian buat gaduh biar kita laporkan ke polisi, karena menuduh tanpa buktikan adalah fitnah," imbuh dia.
Kuasa Hukum Partai Ummat, Denny Indrayana menghadiri mediasi antara Partai Ummat dan KPU di Kantor Bawaslu RI, Senin (19/12). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Menurutnya, PPP dan partai lain justru punya komitmen bersama untuk menjaga stabilitas politik menjelang pemilu. Perbedaan dan persaingan dinilainya hal biasa.
ADVERTISEMENT
"Pemilu bukan hanya sekali, dua kali dan kalau dari sisi parpol sudah siap dan juga menjaga kondusifitas. Kalau dari partai politik, komitmennya sudah jelas, stabilitas politik jadi tetap terjaga, soal kontestasi itu hal yang wajar. Jadi mau 4 pasang, 3 pasang, 2 pasang, biasa. Termasuk saya dengan Pak Misbakhun masih di KIB, kita dengan Pak Herman Khaeron berbeda pendapat itu hal yang biasa," papar dia.
"Jadi kalau partai politik berkontestasi itu hal yang biasa saja, perbedaan itu hal yang biasa, soal menjaga stabilitas politik supaya tidak gaduh yang memang sudah menjadi komitmen bersama," pungkas dia.
Anies Baswedan menghadiri Temu Kebangsaan Relawan di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (21/5/2023). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Denny Indrayana belakangan mengkritik keras Presiden Jokowi karena dipandang terlalu ikut campur dalam pencapresan. Denny mengeklaim mendapat informasi terkait siasat Jokowi dalam menentukan pilihan capres di 2024.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, Denny menyebut mengatur posisi ketum parpol adalah salah satu upaya Jokowi menjegal bacapres Anies Baswedan. Ia memandang Anies ingin dijegal Jokowi karena membawa misi perubahan pembangunan.
"Strategi kelima, jika ada petinggi parpol yang keluar dari strategi pemenangan, maka dia berisiko dicopot dari posisinya. Sudah menjadi fakta, seorang pimpinan parpol digeser, salah satu alasannya karena diketahui beberapa kali bertemu dengan bakal calon presiden yang tidak disenangi Jokowi," ujar Denny melalui tulisan yang dibagikan di sosial media hingga kumparan, Senin (24/5).
PPP dalam Pemilu 2024 berkoalisi dengan PDIP dan Hanura mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.