PPP Sindir Paket Anies-Sohibul: Satu Ceruk, Susah Menang di Jakarta

3 Juli 2024 11:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies Baswedan foto bersama dengan Muhammad Sohibul Iman pada acara jalan sehat dengan PKS di Tasikmalaya, Sabtu (2/9). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan foto bersama dengan Muhammad Sohibul Iman pada acara jalan sehat dengan PKS di Tasikmalaya, Sabtu (2/9). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi, alias Awiek menyoroti sikap PKS yang mengunci pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilgub Jakarta 2024. PKS ngotot Anies harus berpasangan dengan Sohibul jika ingin maju di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa sebab. Pemicunya, PKS merupakan parpol pemenang Pileg 2024 di Jakarta. Oleh sebab itu, mereka ingin ada kadernya maju di Pilgub.
Awiek mengatakan, Anies dan Sohibul memiliki kesamaan dalam segmen pemilih. Ia memprediksi paket Anies-Sohibul bakal sulit menang di Jakarta meski Anies petahana.
"Satu rumpun itu kan, satu ceruk. Politik itu kita maunya menang gitu lho. Jadi memang harus dipertimbangkan baik kultural politiknya, struktur politiknya, demografinya itu kan harus terwakili semua," kata Awiek kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (3/7).
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menghadiri konsolidasi TPN Ganjar-Mahfud MD di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Wakil Ketua Baleg DPR ini meminta PKS mencermati masalah ini. Ini juga yang menjadi pertimbangan mengapa PPP belum memutuskan untuk mendukung Anies.
"Ya kalau dari satu kelompok satu ceruk masih banyak ceruk yang lain. Jangan sampai niat untuk memenangkan kontestasi itu buyar gara-gara tidak mendapatkan koalisi itu yang selalu kami hati-hati di PPP, kok kebetulan PPP 1 kursi," ucap Awiek.
ADVERTISEMENT
Awiek meminta kepada PKS untuk berbesar hati dalam menyikapi dinamika Pilgub Jakarta. Jangan sampai karena ego, PKS sebagai pemenang Pileg tidak bisa mendapat teman koalisi.
"Kecuali tadi kita mengunci salah satu, kayak Pilpres kemarin deh ada satu partai yang memiliki kecukupan kursi untuk mencalonkan ya sudah dia aja yang tunjuk, hasilnya gimana? Kan kita lihat. Dan politik itu nggak boleh gitu jangan main kunci-kunci di awal karena semua dinamis," kata Awiek.