Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Prabowo Akui Komunikasi Pemerintah Kurang: Saya Sadar, Saatnya Proaktif
8 April 2025 15:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto mengakui, komunikasi pemerintahan yang ia pimpin selama 6 bulan cukup 'buruk' dan belum bisa sesuai harapan. Prabowo mengatakan, masalah komunikasi dengan publik ini akan dibenahi agar ke depan semakin baik.
ADVERTISEMENT
“Saya kemarin, saya sadar beberapa minggu lalu sudah mulai sadar bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin memang agak kurang,” kata Prabowo saat membuka acara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta, Selasa (8/4).
Prabowo memastikan, dia akan berusaha agar pemerintah lebih proaktif dan komunikatif dalam menyikapi dan merespons permasalahan di tengah masyarakat agar tidak ada miskomunikasi.
“Saya merasa setelah kita memasuki 6 bulan masa bekerjanya pemerintah yang saya pimpin sebagai pemegang mandat dari bangsa, dari rakyat sejak tanggal 20 Oktober 2024, sudah saatnya kita lebih komunikatif, lebih proaktif dalam memberi keterangan tentang keadaan yang berlaku,” ucap Prabowo.
Eks Menhan itu lantas membeberkan alasan mengapa gaya komunikasinya belum bisa diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Dan itu adalah tanggung jawab saya dan saya ingin memberi penjelasan kenapa, karena saya menganut filosofi evidence based performance. Jadi saya enggan bicara tanpa bukti nyata. Itu sifat saya,” kata Prabowo.
Menteri Kabinet Merah Putih hadir dalam acara ini. Mereka adalah Menkeu Sri Mulyani, Mensesneg Prasetyo Hadi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Seskab Teddy Indra Wijaya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menperin Agus Gumiwang, Menlu Sugiono, Menaker Yassierli hingga Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.
Selain itu ada Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Panjaitan, para wakil menteri, sejumlah Dirut BUMN hingga para pengusaha.