Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ketum Gerindra Prabowo Subianto membuka kans membentuk koalisi besar besar bersama PKB, Golkar, PAN, dan PPP. Ia bahkan menyebut koalisi ini bagaikan 'tim Jokowi'.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Prabowo usai Jokowi dan para ketum parpol tersebut menggelar pertemuan tertutup di sela Silaturahmi Ramadhan di DPP PAN, Jakarta Selatan, siang ini.
"Ada. Ternyata ada [kesepakatan]. Jadi kita merasa ada frekuensi yang sama ya, ada kecocokan dan kalau dilihat. Pimpinan partai kita sudah masuk, Pak Cak Imin ya, kita sudah masuk timnya Pak jokowi sebetulnya sekarang. Ya kan?" ujar Prabowo diiringi anggukan persetujuan para ketum partai.
Prabowo menerangkan, pertemuan dengan Jokowi banyak membahas arah komitmen kebangsaan dan bagaimana menjamin kelangsungan pembangunan. Menurutnya, para ketum parpol memahami perlu kerja sama besar untuk menjawab tantangan di masa depan.
"Kita memahami sulitnya pembangunan, tantangan yang kita hadapi, tahun depan ini tidak ringan tantangannya. Jadi, ada kondisi geopolitik, yang sangat membahayakan di Eropa, di Taiwan, di Laut Cina Selatan, ini harus di-manage dengan baik, masalah pangan harus kita manage dengan baik, jadi untuk ini kita butuh kerja sama yang solid, suatu frekuensi yang sama," papar Prabowo.
"Alhamdulillah hari ini, terima kasih Ketum PAN yang berinisiatif dan inisiatif beliau, saya kira rakyat bisa lihat ya betapa kita kompak, kita harmonis, tadi presiden juga bilang beberapa kali harmonis. Kunci rakyat, rakyat ingin lihat pimpinannya semua kerja sama untuk rakyat intinya itu," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Prabowo memandang penggabungan koalisi masih tahap wacana. Ia menambahkan, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra-PKB) dan Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, PPP) juga belum sampai membahas capres-cawapres.
"Ya nanti kita lihat prosesnya, tapi yang pasti akan intens," ujar dia.
"Kita belum bicara soal ke arah itu [capres]," tandas dia.
Ketum Golkar Airlangga Hartarto sepakat bahwa dibutuhkan koalisi besar jelang 2024. Ia setuju dengan Prabowo, keberlanjutan pembangunan dan koalisi besar itu penting karena Indonesia adalah negara besar.
"Tantangan ke depan beragam, baik itu climate change, geopolitik indo-pasifik, kemudian juga politisasi identitas masih ada.
Oleh karena itu, kalau kita semua bersatu, maka kita harus menghadapi, Indonesia terlepas dari middle-income trap. Negara ASEAN seperti Malaysia aja masih berputar di sana, yang lepas dari Singapura. Timingnya, tadi Bapak Presiden menyatakan maksimal sampai 2038," papar Airlangga.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau 10 tahun ini tidak selesai, ini kita berputar-putar di sini saja. Ini butuh kebersamaan. Kebersamaan itu koalisi besar. Koalisi besar itu mempunyai ideologi yang sama. Kami ini semuanya ada di pemerintahan, baik Pak Prabowo, Pak Zulkifli Hasan, Pak Mardiono, Cak Imin, itu DPR-nya kan juga berada dalam gerbongnya pemerintah. Gerbong inilah yang siap untuk melanjutkan program secara lebih cepat," ujar dia.