Prabowo Curhat Dapat Skor Rendah di Hadapan Advokat: Kejam Kali Kau

26 Januari 2024 20:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menghadiri deklarasi Aliansi Advokat Indonesia dukung paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (26/1/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menghadiri deklarasi Aliansi Advokat Indonesia dukung paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (26/1/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres 02 Prabowo Subianto curhat soal diberi skor rendah atas kinerja sebagai Menteri Pertahanan dalam debat ketiga pilpres pada awal Januari lalu. Ia berharap pihak yang memberinya skor rendah segera 'insaf'.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kinerja Menhan Prabowo Subianto diberi skor rendah oleh Capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Anies menilai skor kinerja Prabowo 11 dari 100.
"Jadi waktu itu dalam hati, ya, aku bilang dalam hati 'kejam kali kau'. Saudara, nggak apa-apa, saya agak syok sedikit, tapi nggak apa-apa, yang penting kalau orang Jakarta, bahasa Betawi, jawabnya harusnya, 'emangnya lu siape?'," kata Prabowo dalam acara deklarasi dukungan Aliansi Advokat Indonesia di Balai Kartini, Jumat (26/1).
"Nggak apa-apa, mudah-mudahan, saya berdoa orang pinter seperti itu sadar dan insaf," imbuh dia.
Prabowo mengeklaim tak ingin lagi mempersoalkan hal itu. Tetapi ia berharap calon pemimpin dapat berbicara sesuai data yang benar.
"Bagaimana pun debat berdiri di depan banyak orang, berarti kalau kita diskusi, kalau kita bicara, yang kita bicara harus masuk akal, yang bicara harus benar, bukan ngarang. Apalagi ini datanya nggak bener ya, sudah lah yang lewat, lewat saja. Sorry yee," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Ndak papa dikasih nilai rendah, nggak papa, itikad baik saya berbuat baik kan begitu saja. Tapi saya mengakui, lho, selama hidup saya, saya sekolah di mana-mana, saya pernah sekolah di Inggris, di Jerman, Swiss, Singapura, Malaysia, Amerika, di Indonesia belum pernah saya dapat nilai segitu," kata dia.
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Lebih lanjut, Prabowo mengenang saat dirinya bersaing dengan Presiden Jokowi di dua pilpres lalu. Menurutnya, saat itu dirinya dan Jokowi lebih saling menghormati.
"Kita berseberangan, kita bersaing kita kontestasi, kontestasinya pun bukan kontestasi etho-etho. Lumayan juga waktu itu debat saya debat sama Pak Jokowi, tapi kalau Anda rewind rekaman debat, Anda bisa lihat kita saling menghormati," kata Prabowo.
"Dan saya mengerti pasti tim penasihat Pak Jokowi, 'Pak tanya ini, tanya ini, harus disikat, diserang'. Sama tim penasihat saya juga sama, pokoknya apa yang disampaikan Pak Jokowi lawan, begini-begini, aduh menghadapi tim penasihat capek juga ini, tapi Pak Rosan enggak (capek)," lanjut dia.
Suasana deklarasi Aliansi Advokat Indonesia dukung paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (26/1/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Prabowo mengatakan dulu tim penasihatnya juga menyarankan harus menyerang balik Jokowi. Namun menurut Prabowo, apa yang disampaikan Jokowi saat debat itu benar.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada yang marah tim saya setelah debat dengan Pak Jokowi, 'Bapak kok gitu, Pak'. Kalau pendapatnya Pak Jokowi benar masa saya menentang. Tapi kembali ke pelajaran contoh yang dikasih lihat Pak Jokowi, memimpin menang tapi dia tak mau menyakiti yang kalah, itu filosofi nenek kita menang tanpa menyakiti," kata Prabowo.
"Dan ternyata ini adalah kesimpulan banyak pengamat internasional terhadap masa depan Indonesia. Mereka mengatakan Indonesia sudah sulit terbendung menjadi negara hebat, negara makmur kuat, dengan catatan bahwa pemimpinnya bisa rukun, bisa kerja sama," tandas dia.