Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Prabowo di Podcast Deddy Corbuzier: Bicara Pilpres 2024 hingga Alpalhankam
14 Juni 2021 7:50 WIB
·
waktu baca 8 menitADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menghadiri undangan podcast oleh Deddy Corbuzier yang tayang pada Minggu (13/6).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Prabowo mengungkapkan beberapa hal termasuk soal Pilpres 2024 dan Perpres Alpalhankam yang telanjur bocor ke publik.
Berikut kumparan rangkum beberapa pernyataan Prabowo saat menghadiri undangan podcast Deddy Corbuzier.
Kata Prabowo soal Jadi Capres 2024
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menjawab teka-teki soal dorongan menjadi calon presiden lagi untuk Pilpres 2024. Apa jawaban Prabowo?
"Kalau untuk mengabdi dan diberi kepercayaan dan kesempatan, kenapa tidak?" ucap Prabowo dalam Podcast Deddy Corbuzier dikutip Minggu (13/6).
Tapi, kata Menteri Pertahanan itu, banyak faktor untuk menjadi calon presiden. Salah satu paling menentukan adalah dukungan, terutama partai politik untuk membentuk koalisi capres-cawapres.
"Faktor banyak. Faktor dukungan, faktor macam-macam, you tahu saja Indonesia. Kita enggak bisa maju sendiri, harus ada teman, harus ada dukungan kiri kanan, bener enggak? It's not that easy, kita realistis lah," beber Prabowo.
ADVERTISEMENT
Dalam UU Pemilu, parpol yang bisa mengusung capres-cawapres adalah parpol yang mendapatkan 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah pada hasil pemilu sebelumnya.
Partai Gerindra hanya memiliki kursi 13,5 persen di DPR, sehingga masih butuh dukungan suara dari parpol lain untuk mencapai 20 persen.
"Tapi Bapaknya masih mau kan (jadi capres)?" tanya Deddy.
Prabowo Ingin Pilpres 2024 Hanya Diikuti 2 Paslon
Meski Pilpres 2024 masih lama, tapi peta politiknya mulai terbaca setelah masing-masing parpol menyampaikan kecenderungannya untuk berkoalisi dan skenarionya di Pilpres.
Prabowo menyampaikan pandangannya soal skenario Pilpres 2024, yang setuju agar hanya ada dua capres-cawapres yang bertarung.
"Saya okelah (dua paslon), bener enggak? bagaimana, enggak ada masalah, bagimana kondisi dan sistem pada saat itu, enggak ada masalah. Di ujung kan nanti juga berdua kan? Lebih efisien sih kalau dua pasang," ucap Prabowo.
ADVERTISEMENT
Soal kekhawatiran masyarakat akan terbelah seperti di Pilpres 2019 saat head to head Jokowi vs Prabowo, menurutnya itu adalah pilihan. Toh, Pilpres dengan banyak calon berpotensi dua putaran jika tak memenuhi suara 50 persen + 1.
"Ya kan semua ujungnya harus ada pilihan. Kalau start dengan 3 calon atau berapa, endingnya juga dua. Tapi kan prosesnya belum tentu pasangan yang satu itu bisa langsung dapat mayoritas 50% + 1, belum tentu," kata Prabowo.
Prabowo Main Medsos
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengakui sama seperti masyarakat pada umumnya yang juga bermain media sosial (medsos).
Namun Prabowo menegaskan dia tak menghabiskan banyak waktu di media sosial. Dia sekadar memonitor perkembangan yang terjadi di media sosial.
ADVERTISEMENT
"Iya lah (main medsos). Tapi saya enggak terlalu berjam-jam. Tapi saya monitor," kata Prabowo.
Ketum Gerindra itu memiliki akun media sosial Instagram @prabowo, Twitter @prabowo, dan Facebook @PrabowoSubianto. Di antara ketiganya, Prabowo terakhir update di Instagram.
Karena keterbatasan tersebut, Prabowo juga mengakui tak mengetahui aplikasi TikTok yang kini ramai diminati masyarakat Indonesia.
"TikTok saya enggak begitu ini ya. Coba lu jelasin," ujar Prabowo.
Mendengar hal tersebut, Deddy meminta agar Prabowo sebaiknya tak mengetahui Tiktok. Sebab bisa jadi Prabowo malah senang bergoyang seperti para pengguna Tiktok.
"Jangan, nanti bapak joget-joget. Ha ha ha, " kata Deddy.
Pada kesempatan itu juga Prabowo mengungkapkan kebiasaannya yang kerap tidur di atas jam 12 malam. Pada pagi harinya, dia bangun dan berolahraga renang.
ADVERTISEMENT
"Saya terus terang saya akui saya biasanya tidur di atas jam 12 bangun sesuai acara," ujarnya.
"Biasanya saya kadang-kadang, karena hobi saya olahraga berenang, kadang kadang ya pagi banget saya bangun berenang," sambungnya.
Soal Alpalhankam Rp 1.769 T, Prabowo Ungkap Mandat Jokowi di Bidang Pertahanan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto belakangan menyedot perhatian publik. Musababnya, rancangan Perpres Alpalhankam telanjur bocor ke publik dengan anggaran fantastis Rp 1.769 triliun.
Prabowo Subianto menjelaskan, Presiden Jokowi sejak melantiknya menjadi Menhan, memberikan mandat di bidang pertahanan.
"Kurang lebih ya 10 hari sesudah dilantik saya kebetulan di Istana, beliau (Jokowi) panggil saya. Beliau bilang: Menhan, saya ingin suatu master plan, saya ingin suatu grand design saya minta 15-25 tahun. Jangan dicicil, saya minta utuh, apa yang kita butuh, rencanakan," ujar Prabowo menirukan permintaan Jokowi sebagaimana dilihat dalam Podcast Deddy Corbuzier, Minggu (13/6).
ADVERTISEMENT
Mandat itu kemudian dituangkan dalam draf Perpres Alpalhankam tentang pengadaan alutsista senilai Rp 1.769 triliun, dengan skema pembiayaan dari utang luar negeri hingga 2024.
"Itu kan petunjuk beliau, saya jalankan. Saya pelajari keadaan situasi kondisi dan sebagainya. Kemudian saya merancang dan butuh waktu, terutama terjadi pandemi. Ya kita konsentrasinya ke situ, mengatasi dulu, jadi alhamdulillah cukup lama loh sebetulnya beliau menunggu-nunggu," sambung Prabowo lagi.
Ditegaskan Prabowo, saat ini Kemhan menata dan membuat rencana sesuai petunjuk Jokowi, yaitu sebuah master plan atau rencana induk.
"Muncullah ini (Perpres Alpalhankam 1760 T). Ini kan baru kita exercise, kita hitung-hitung ya itulah Indonesia," urai Ketum Partai Gerindra ini.
Kendati demikian, Prabowo mengaku prihatin, ada pribadi-pribadi yang mengutamakan kepentingan pribadi kemudian yang mestinya rahasia kemudian dikeluarkan.
ADVERTISEMENT
Padahal, belum ada keputusan, Prabowo mengingatkan, jangan sampai situasi polemik Alpalhankam tersebut justru dimanfaatkan pihak asing.
"Banyak negara yang selalu tidak suka Indonesia ini aman, Indonesia ini kuat, ini yang kita tidak sadar. Sejarah kita dulu kan, kita yang diinvasi, kita yang diganggu. Dari sejak sebelum merdeka sampai kita merdeka. Terus diganggu. Semua gerakan separatis semua pemberontakan itu di ujungnya atau di awalnya pasti ada infiltrasi asing," kata dia.
Cerita Prabowo Ada Upaya Mark-Up Alutsista 600 Persen, Lapor Jokowi Ogah Teken
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengaku saat ini sedang menyusun sebuah sistem terkait pengadaan alutsista RI. Sejumlah lembaga pemerintah akan dilibatkan, yaitu: Kejaksaan, BPK hingga BPKP.
"Saya mau undang kejaksaan BPKP sama BPK untuk periksa semua kontrak kita, sebelum kontrak itu efektif. Jadi, kontrak itu kan ada beberapa tahap," ujar Prabowo dalam Podcast Deddy Corbuzier seperti dilihat, Minggu (13/6)
ADVERTISEMENT
Sebab, lanjut Prabowo, namanya anggaran pemerintah ada potensi untuk mark-up (melebihkan nilai). Bahkan Prabowo berkelakar ia sudah lama menjadi orang Indonesia dan mengetahui praktik tersebut.
Eks Pangkostrad ini lalu bercerita ada rencana mark-up itu di Kemhan namun ia tak mau menandatangani.
"Barang katakanlah X harganya, kemudian mark-upnya sampai 600 persen. Maaf, mungkin banyak orang tidak suka sama saya, saya enggak mau tanda tangan, saya tidak akan loloskan," ujar Ketum Partai Gerindra ini.
Prabowo setelah itu langsung melapor kepada Presiden terkait potensi mark-up di kementeriannya itu.
"Saya lapor ke Presiden 'Pak saya enggak mau Pak, itu kan tanggung jawab saya kepada Bapak Presiden, rakyat, kepada sejarah, takut saya, saya takut dikutuk oleh generasi yang akan datang. Gue enggak mau deh kalau sudah gila-gilaan," beber Prabowo.
ADVERTISEMENT
Prabowo menyebut perusahaan pengadaan alutsista memang harus untung, tapi tidak boleh ada potensi korupsi.
"Si produsen dia punya agen ya dia harus ada untung, tetapi untungnya masih masuk akal," ungkapnya.
Prabowo: Ada Pejabat di Depan Jokowi Iya Iya tapi di Belakang Dilambat-lambatin
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan ada sejumlah pejabat yang bekerja lambat dalam proyek-proyek yang tengah berjalan. Padahal, di depan Presiden Jokowi, mereka sangat sigap.
"Tapi memang birokrasi Indonesia ini luar biasa ini. Dan ya Pak Jokowi baik hatinya karena saya lihat ada beberapa pejabat kadang-kadang di depan iya-iya tapi di belakang dilambat- lambatin," kata Prabowo.
"Di depan itu, enggak tahu ya sifat itu 'siap-siap pak' nanti adalah," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu saja, pejabat itu juga dinilai pintar mencari alasan untuk menjelaskan bahwa proyek tersebut susah dijalankan. Hingga pada akhirnya tetap tak bisa diselesaikan dengan maksimal.
"Habis itu banyak birokrat pintar dan jago. Dia jago mencari alasan untuk menyampaikan untuk 20 proyek ini susah dijalankan. Dia nanti cari berapa belas alasan, berapa peraturan ini peraturan ini kesimpulannya enggak bisa," katanya.
"Padahal udah jelas garisnya, garisnya pemimpin udah jelas. Ini bikin ini," tambahnya.
Tentu saja hal itu membuat penyelesaian proyek tersebut menjadi lambat. Termasuk, keputusan-keputusan yang dihasilkan ke depan.
"Very slow lah, " ujarnya.
Padahal, Ketua Umum Gerindra ini mengakui bahwa sudah banyak yang dirintis Jokowi. Hanya sering terhambat karena ulah beberapa pejabat tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya orangnya rasional dan objektif saya kira we are on the right track tinggal diimplementasikan. Karena begini saya ini, bukan saya yang ngulur. Tapi saya lihat Pak Jokowi kan saya ikut hampir 2 tahun. Kehendaknya jelas pro rakyat," ujarnya.
Prabowo: Gue Heran Ada Elite Bilang 40 Tahun ke Depan RI Tak Akan Berperang
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berbicara mengenai potensi perang bagi Indonesia. Satu hal yang diungkapnya, ada oknum elite yang mencoba meyakinkan Presiden Jokowi bahwa Indonesia tidak akan perang.
"Kita juga tidak boleh rendah diri tetapi benar, kita tidak bisa santai. Nah, ini ada beberapa oknum elite, yang menurut saya, saya enggak ngerti, mungkin kurang baca, kurang cerdas atau apa, gue heran juga. Ada yang bilang, dan meyakinkan pimpinan (Jokowi) bahwa Indonesia 40 tahun ke depan tidak akan ada perang," kata Prabowo seperti dikutip, Minggu (13/6).
ADVERTISEMENT
"Lu bisa baca 40 tahun ke depan? Mungkin lu bisa," sambung Prabowo lagi menyebut Deddy punya kemampuan intuisi bagus.
"Enggak bisa Pak," sahut Deddy.
Ketum Gerindra ini lalu bercerita pengalamannya saat baru saja dilantik menjadi Tentara berpangkat Letnan Dua (Letda). Kala itu, seorang jenderal dari Jakarta berkata bahwa Indonesia tidak akan menghadapi perang.
"Ada Jenderal dari Jakarta datang ke Magelang dia kasi ceramah ke kita, ke calon-calon perwira yang besok akan dilantik. Dia bilang para calon perwira sekalian dalam analisa kami Indonesia tidak akan perang dalam 25 tahun yang akan datang, karena itulah para taruna sekarang lebih baik banyak belajar sospol, ini dan itu. Kita dwifungsi, tidak akan ada perang," kenang Prabowo.
Akan tetapi, faktanya, belum setahun setelah ceramah itu, Indonesia terlibat perang di Timor-timor.
ADVERTISEMENT
"Saya ingat Desember 1974, tepatnya Desember 1975 terpecah Timor Timur dan saya waktu itu begitu lulus saya latihan kecabangan dasar, latihan para komando, akhirnya bulan Maret 76 saya tiba di Timtim," ucap Prabowo.
"Masuk kita, saya lihat terjadi reuni, reuni sekian angkatan ya di Timtim. Berarti kan perangnya besar itu. Belum satu tahun ramalan jenderal itu, tidak benar. Jadi, kondisinya seperti itu, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi," tandas Prabowo.