Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Prabowo: Jika Kita Lemah, Bagaimana Kita Bisa Mendukung Palestina?
19 Desember 2024 20:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto mengajak negara-negara D-8 (Developing Eight) belajar dari situasi geopolitik yang terjadi di dunia saat ini. Ia menegaskan, negara D-8 tidak bisa kuat tanpa persatuan dan mengatasi perbedaan.
ADVERTISEMENT
"Kita mengatakan bahwa kita mendukung Palestina. Tapi jika kita lemah, bagaimana kita bisa mendukung Palestina?" kata Prabowo saat berbicara dalam sesi pleno KTT D-8 yang mengangkat tema 'Investing in Youth and Supporting SME's: Shaping Tomorrow's Economy' di Kairo, Mesir, Kamis (19/12).
"Oleh karena itu, Yang Mulia, mari kita manfaatkan kolaborasi kita," lanjutnya.
Selain itu, Prabowo mengajak negara D-8 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan, negara D-8 harus bekerja untuk mencapai kekuatan industri dan teknologi.
"Dan kita harus menjadikan dunia muslim dunia yang sejahtera, mengatasi kemiskinan. Mari kita bersatu untuk menjadikan D-8 sebagai katalisator perubahan positif, menjadi juara untuk aspirasi global selatan dan umat muslim," ujarnya.
Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan, D-8 harus menjadi lebih dari sekadar blok ekonomi. Sebab, D-8 adalah gerakan global selatan (Global South).
ADVERTISEMENT
"Oleh karena itu, kita juga harus terus memperjuangkan tatanan global yang lebih adil berdasarkan hukum internasional, inklusivitas, keadilan, dan kemakmuran bersama. Untuk mencapai hal ini, diperlukan representasi yang lebih besar dari negara-negara global selatan dalam proses pengambilan keputusan," ungkapnya.
Karena itu, Prabowo mengajak negara D-8 bersatu dan bekerja sama untuk mengutamakan kebaikan bersama bagi rakyat masing-masing negara.
"Tanpa persatuan, tanpa integrasi, kita akan lemah. Dan jika kita lemah, kita akan dieksploitasi. Itulah hukum sejarah. Dalam semangat ini, Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat D-8," pungkasnya.