Prabowo: Kita Enggak Perlu Terlalu Pintar, Copy with Pride

8 April 2025 17:59 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pengarahan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pengarahan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto tidak mau lagi ada aturan dan birokrasi yang menyulitkan warga. Ini justru akan berpengaruh pada persaingan Indonesia dengan negara-negara tetangga.
ADVERTISEMENT
Prabowo mengatakan, perizinan memang jadi tantangan bagi pengusaha. Persaingan saat ini memang ketat dengan negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Tapi, Prabowo menilai, Indonesia selalu punya cara untuk bangkit.
"Kita enggak usah terlalu pintar. Kalau mereka lakukan sesuatu, kalau perlu nyontek, enggak boleh nyontek di sekolah, kalau dalam kehidupan nyontek itu boleh," kata Prabowo dalam Saraeshan Ekonomi Nasional di Wisma Mandiri, Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (8/4).
"Kemarin ada itu satu taipan ngomong ke saya, dia punya ilmu, dia bilang, copy with pride. Kalau Vietnam berani pasang tarif nol persen, kita kenapa? Harus berani juga dong," ujar dia.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pengarahan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Di sisi lain, Prabowo juga memberi ultimatum kepada semua kementerian/lembaga untuk tak lagi membuat aturan yang tumpang tindih dengan keputusan presiden.
ADVERTISEMENT
"Kadang-kadang ya ini birokrat-birokrat ini saya kasih peringatan. Ada aja, sudah dikeluarkan keputusan presiden, dia bikin lagi peraturan teknis, pertek-pertek apa itu pertek-pertek. Kadang-kadang itu perteknya lebih galak daripada keputusan presiden," ujar dia.
"Enggak ada lagi pertek-pertek. Pokoknya pertek dikeluarkan oleh kementerian harus seizin Presiden RI. Mudahkan," ucap dia.