Prabowo Mau Borong Alutsista, Bagaimana Ranking Kekuatan RI di Dunia dan ASEAN?

3 Juni 2021 17:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi alutsista Indonesia. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alutsista Indonesia. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berencana melakukan peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Rencana itu mencuat setelah draf Perpres Alpalhankam (Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan) tersebar ke publik.
ADVERTISEMENT
Di perpres yang masih digodok tersebut, ada rencana Indonesia mau membeli peralatan militer senilai setara Rp 1.769 triliun. Pengadaan itu disebut berasal dari pendanaan utang luar negeri.
Prabowo menyebut Kemhan sedang menggodok rencana itu bersama Bappenas, Kemenkeu, dan pemangku kepentingan lainnya. Ia beralasan rencana itu muncul lantaran kondisi alutsista RI yang sudah tua.
"Sebagaimana diketahui banyak alutsista kita sudah tua sudah, saatnya memang mendesak harus diganti. Kebutuhan-kebutuhan sangat penting dan kita siap menghadapi dinamika lingkungan strategis yang berkembang dengan sangat pesat" ucap Prabowo.
Menhan Prabowo Subianto bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Lantas sebenarnya bagaimana postur alutsista Indonesia dibanding dengan negara lain?
Berdasarkan data Global Firepower 2021, peringkat kekuatan negara Indonesia berada di urutan ke-16. Indonesia mengantongi indeks kekuatan (PowerIndex) sebesar 0,2684, lebih baik dibanding Arab Saudi, Spanyol, Australia, dan Israel.
ADVERTISEMENT
Sementara peringkat 3 besar kekuatan negara dipegang oleh Amerika Serikat, Rusia, dan China.
Indeks tersebut dihitung menggunakan lebih dari 50 faktor penilaian. Kategori penilaiannya mulai dari kekuatan militer, keuangan, sumber daya manusia, hingga kemampuan logistik serta geografis.
Semakin kecil indeksnya, semakin besar kekuatan negara secara teoretis dalam hitungan Global Firepower (GFP). Namun, hitungan itu tidak mencakup kekuatan senjata nuklir.
Karenanya, untuk menghitung kekuatan militer secara spesifik, perlu lebih lanjut diketahui jumlah alutsistanya dan jenis alutsista yang dimiliki.
Pasukan tentara UNFIL di dekat kibbutz Israel Utara Misgav Am ketika tank tempur Merkava IV bermanuver. Foto: JALAA MAREY/AFP
Indonesia bisa jadi lebih baik ranking GFP-nya ketimbang Israel, tapi jumlah alutsistanya bisa lebih sedikit. Misalnya perbandingan pesawat tempur yang dimiliki Indonesia dan Israel adalah 41 vs 241. Lalu jumlah tank keduanya masing-masing adalah 332 vs 1.650. Sedangkan untuk kapal tempur lebih banyak Indonesia ketimbang Israel, yakni 282 vs 65.
ADVERTISEMENT

Ranking Kekuatan RI di ASEAN

Adapun kekuatan Indonesia dibanding negara-negara anggota ASEAN lain menempati ranking pertama. Sebab, indeks kekuatan GFP-nya merupakan yang paling kecil.
Indonesia menempati ranking 16 dunia, disusul kekuatan terbesar di ASEAN lainnya yakni Vietnam (ranking 24), Thailand (ranking 26), Myanmar (ranking 38), dan seterusnya bisa dilihat di tabel berikut ini:
Meski demikian, Indonesia tak serta merta unggul dalam kekuatan militer dan alutsista. Sebagai gambaran, pesawat tempur RI yang berjumlah 41, lebih sedikit dari Vietnam yang jumlahnya mencapai 75.
Jumlah tank Indonesia juga lebih sedikit dibanding negara yang berada di ranking dua indeks GFP tersebut. RI punya 332 buah, sementara Vietnam mencapai 2.155 buah. Meski demikian RI lebih unggul di jumlah kapal laut sebesar 282 vs 65.
ADVERTISEMENT
Hal ini menandakan meski Indonesia memiliki ranking kekuatan GFP yang lebih baik dari negara lain, belum tentu alutsistanya lebih baik dari negara tersebut.