Prabowo: Perdamaian Tak Seperti Durian Jatuh dari Pohon, Perlu Kerja Keras

4 Desember 2023 2:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menggela doa bersama 2.000 kiai se-Banten, Minggu (3/12).  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menggela doa bersama 2.000 kiai se-Banten, Minggu (3/12). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengungkap bahwa perdamaian sebuah negara bukanlah pekerjaan ringan. Menurutnya, upaya menjadikan Indonesia negara yang sejahtera tidak dapat dikerjakan dalam waktu singkat dan oleh satu pihak saja.
ADVERTISEMENT
“Pembangunan suatu negara, keberhasilan suatu negara, bukan pekerjaan ringan. Bukan pekerjaan 1-2 tahun; 1-2 periode; 1-2 dasawarsa. Pembangunan negara yang berhasil membutuhkan waktu yang tidak sedikit,” ucap Prabowo saat hadir dalam acara doa bersama 2.000 kiai se-Banten, Minggu (3/12).
Untuk mencapai negara yang sejahtera, lanjut Prabowo, salah satu kuncinya adalah perdamaian. Indonesia menjadi negara yang dihormati dan dikagumi oleh bangsa lain karena mampu menjaga keharmonisan bermasyarakat.
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menggela doa bersama 2.000 kiai se-Banten, Minggu (3/12). Foto: Dok. Istimewa
“Jangan mengira perdamaian itu ibarat durian jatuh dari pohon. Perdamaian itu bukan sesuatu yang mudah,” kata Prabowo.
Ia lalu menggambarkan konflik yang terjadi di beberapa negara seperti di Libya, Sudan, Mali, Suriah, Irak, dan Chad. Prabowo juga menyebut kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling menjaga kerukunan agar kedamaian di bumi Indonesia dapat terus berlangsung.
“Kita harus bersyukur bahwa kita punya pemimpin-pemimpin yang bisa menjaga bangsa ini, bisa menjaga kita semua untuk tidak terjerumus dalam peperangan,” ujar Prabowo.
“Tetapi sejarah manusia mengajarkan kepada kita, kalau kita lengah, kalau kita malas, kalau kita tidak mau rukun, kalau kita ribut terus biasanya negara tersebut akan gagal,” tandasnya.