Prabowo Safari ke Jatim Dinilai untuk Dekati NU karena Sudah Ditinggalkan 212

9 Mei 2022 12:42 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhan Prabowo dan Kepala BRIN Tandatangani MoU Riset dan Inovasi Kemhan, Rabu (2/3/2022). Foto: Kemhan RI
zoom-in-whitePerbesar
Menhan Prabowo dan Kepala BRIN Tandatangani MoU Riset dan Inovasi Kemhan, Rabu (2/3/2022). Foto: Kemhan RI
ADVERTISEMENT
Ketum Gerindra Prabowo Subianto memanfaatkan libur Lebaran dengan mengunjungi sejumlah tokoh di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di antaranya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan sejumlah pimpinan pondok pesantren.
ADVERTISEMENT
Silaturahmi Lebaran ini juga disebut sebagai upaya Prabowo untuk safari politik. Pengamat politik Adi Prayitno menilai, kunjungan Prabowo untuk mendekati basis pemilih paling kuat di Indonesia.
"Jadi Prabowo ini sudah mulai melakukan kerja-kerja politik dengan mengunjungi sejumlah tokoh-tokoh kunci di wilayah kunci. Misalnya Jokowi dan Megawati bisa menentukan konfigurasi pilpres. Lalu Khofifah sebagai penguasa di Jawa Timur. Itu penting karena Jatim dan Jateng memiliki basis pemilih terbesar kedua dan ketiga. Dua wilayah ini, kan, enggak ramah terhadap Prabowo dalam pilpres sebelumnya," kata Adi saat dihubungi, Senin (9/5).
Sebagaimana diketahui, perolehan suara Prabowo di Jatim dan Jateng selalu kalah telak dari Jokowi pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Apalagi, Prabowo mulai ditinggalkan salah satu basis pendukungnya, yaitu kelompok Islam kanan, termasuk PA 212.
Prabowo Subianto bertemu Habib Lutfi. Foto: Dok. Angga Raka Prabowo (ARP)
"Prabowo saat ini sudah terlihat ditinggalkan kelompok-kelompok Islam kanan terutama 212. Tentu gantinya mendekati barisan Nahdliyin yang memiliki dukungan basis massa yang cukup solid di Jatim," kata Adi.
ADVERTISEMENT
"Artinya, kunjungan ke Khofifah, ke Jatim sebagai upaya untuk mencari dukungan dari pihak Islam mayoritas di kalangan NU, terutama setelah tercerai dengan kelompok 212," ungkapnya.
Kunjungan Prabowo ke sejumlah ponpes, menurut Adi, merupakan strategi terukur setelah tidak lagi mesra dengan 212. Dengan posisi 212 yang kritis terhadap pemerintah, maka tidak ada pilihan lain bagi Prabowo untuk mendekatkan diri dengan kelompok Islam yang terafiliasi dengan NU.
"Kalau datang ke pesantren, ketemu ustaz dan kiai, itu sederhana. Karena fatwa dari ustaz, kiai itu secara langsung dan tidak langsung akan diikuti santri dan keluarga besar pesantren. Itu tradisi. Jadi pesantren ada yang terbuka dan ada yang tidak terbuka, secara samar-samar. Tapi pernyataan, omongan, petunjuk dari pimpinan pesantren pasti diikuti santri dan keluarga besar pesantren," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kunjungan Prabowo ke tokoh-tokoh kunci di Jatim dan Jateng belum tentu berpengaruh terhadap elektabilitasnya.
"Nanti tinggal diukur apakah setelah Prabowo berkunjung elektabilitas kuat atau tidak. Kalau sekarang enggak bisa dihitung. Karena komunikasi politik enggak bisa simsalabim. Jatim dan Jateng ini, kan, basis yang enggak ramah. Perlu jadi basis dukungan di kalangan Nahdliyin," pungkasnya.