Prabowo Sambut PM Jepang di Istana Bogor: Tamu Negara Pertama di 2025

11 Januari 2025 13:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berjalan bersama Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba tiba di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2025). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berjalan bersama Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba tiba di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2025). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyambut kedatangan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shigeru Ishiba di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1).
ADVERTISEMENT
Usai pertemuan, Prabowo mengatakan bahwa kehadiran PM Ishiba ke Indonesia merupakan tamu negara pertama yang diterima pada 2025 ini.
"Sekali lagi saya sampaikan kepada Yang Mulia Perdana Menteri Ishiba Shigeru dan Ibu, beserta seluruh delegasi Jepang. Selamat datang di Indonesia, selamat datang di Bogor. Ini adalah suatu kehormatan bagi kami menerima Yang Mulia sebagai tamu negara pertama di tahun 2025," kata Prabowo.
Prabowo menjelaskan, kunjungan PM Ishiba itu menggambar komitmen yang kuat kedua negara untuk menjalin hubungan yang baik.
"Kunjungan ini adalah mencerminkan komitmen yang kuat dari kedua pihak untuk mempererat hubungan antara kedua negara dan memperkuat kemitraan strategis dan komprehensif," ucapnya.
Orang nomor satu di Indonesia itu menuturkan, pertemuan dua pemimpin negara itu berjalan sangat hangat dan bersahabat.
ADVERTISEMENT
Setelah keduanya bertemu, para menteri dan pejabat tinggi dari masing-masing negara juga menggelar pertemuan untuk membahas berbagai masalah.
"Setelah kami bertemu langsung, kami lanjutkan dengan pertemuan bilateral antara menteri-menteri kami dengan pejabat-pejabat tinggi kami. Pertemuan berjalan cukup padat, intensif dan kami bahas banyak masalah, kerja sama bilateral, isu-isu penting regional dan geopolitik dunia," jelas dia.