Prabowo Singgung Pengelolaan Bersama Malaysia-China Terkait Laut China Selatan

11 April 2025 23:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prabowo Subianto berbicara dalam salah satu sesi Antalya Diplomacy Forum (ADF) 2025 yang digelar di Kota Antalya, Turki, Jumat (11/4). Foto: Dok. antalyadf
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prabowo Subianto berbicara dalam salah satu sesi Antalya Diplomacy Forum (ADF) 2025 yang digelar di Kota Antalya, Turki, Jumat (11/4). Foto: Dok. antalyadf
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo baru saja berbicara di Antalya Diplomacy Forum, di Turki, pada Jumat (11/4). Pada kesempatan itu, Prabowo ditanyai soal stabilitas kawasan Indo-Pasifik, yang belakangan jadi tempat rivalitas kekuatan besar dunia.
ADVERTISEMENT
Prabowo lalu menyinggung bagaimana ia mengajukan sebuah proposal kerja sama pengelolaan Laut China Selatan, yang terdapat tumpang tindih klaim oleh beberapa negara, dari Indonesia, China, Malaysia hingga Vietnam.
"Saya mengajukan ke teman baik saya, Perdana Menteri Malaysia, mari selesaikan masalah yang berlarut dengan Malaysia. Saya juga mengajukan kerja sama dengan China, (dengan) Presiden Xi Jinping," kata Prabowo, dikutip dari tayangan youtube Antalya Diplomacy Forum, Jumat (11/4).
"Kita menghormati posisi hukum masing-masing, tapi di saat yang bersama, kenapa kita tidak bekerja sama?," sambung Prabowo.
Ilustrasi laut China Selatan. Foto: Shutterstock
Prabowo sadar, baik Indonesia, China dan Malaysia punya klaim tumpang tindih di kawasan itu. Contohnya, China dengan 'Sembilan Garis Putus' tempat para nelayan mereka selama ratusan tahun mencari ikan. Atau klaim Malaysia atas area di Kepulauan Spratly.
ADVERTISEMENT
"Nelayan-nelayan kita juga memancing di tempat itu sejak ratusan tahun. Lalu saya bicara ke Presiden Xi, bagaimana jika kita kerja sama?, mari daftarkan berapa kapal China, berapa kapal Indonesia dalam rancang bangun sesuai pembatasan internasional. Sehingga, kita tidak punya overfishing," kata Prabowo.
Prabowo meyakini, dengan memberikan lisensi perjanjian ini semuanya akan mendapat keuntungan. Maka lebih baik kerja sama dari pada berseteru.
"Presiden Xi setuju, dia setuju dengan cepat. Lalu saya ajukan ini ke Vietnam, dan saya ajukan ini ke Malaysia. Ini adalah pendekatan saya, mari bekerja sama untuk mencapai kemakmuran bersama," pungkasnya.