Prabowo soal Perang Tarif AS-China: Kami Ingin Jadi Jembatan

12 April 2025 2:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prabowo Subianto tiba saat mengumumkan penyaluran tunjangan guru ASN daerah ke rekening guru di Plaza Insan Berprestasi, Gedung Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (13/3/2025). Foto: Yasuyoshi Chiba/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prabowo Subianto tiba saat mengumumkan penyaluran tunjangan guru ASN daerah ke rekening guru di Plaza Insan Berprestasi, Gedung Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (13/3/2025). Foto: Yasuyoshi Chiba/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto menanggapi perang tarif impor antara Amerika Serikat dan China. Semua dimulai dari manuver Presiden AS Donald Trump.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan," kata Prabowo di Turki, Jumat (11/4) malam.
Ia menegaskan, Indonesia tidak berada dalam posisi memihak salah satu di antara keduanya.
"Tidak. Tidak. Kami menghormati semua negara. Kami menganggap China sebagai teman baik bagi kami, kami menganggap Amerika Serikat juga sebagai teman baik bagi kami," tutur dia.
"Kami ingin menjadi jembatannya."
Prabowo menyebut, mustahil untuk memutus hubungan di antara AS dan China.
"Tidak mungkin (putus hubungan dengan China). China sangat dekat dengan Indonesia," tutur Presiden.
Ia juga mengatakan sudah berkomunikasi dengan Trump soal ini.
Lantas apakah ada rencana pertemuan?
"Saya sudah minta waktu (ke Trump), mudah-mudahan ya," tutupnya.
Sebelumnya, China kembali membalas sikap Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif impor bersifat imbal balik (resiprokal) 145 persen. Terbaru, China juga tak mau kalah dengan menaikkan tarif impor ke semua produk AS dari semula 84 persen menjadi 125 persen.
ADVERTISEMENT
"Jika Amerika Serikat terus memberlakukan tambahan tarif terhadap barang-barang ekspor dari China ke AS, China akan mengabaikannya," tulis pernyataan Kementerian Keuangan China di Beijing, dikutip dari Breaking News Reuters, Jumat (11/4).
Menurut Kementerian Keuangan China, penerapan tarif yang sangat tinggi oleh AS terhadap China secara serius melanggar aturan perdagangan internasional dan ekonomi, hukum ekonomi dasar, serta akal sehat.