Prabowo Subianto: Nyesal Gue Enggak Kudeta dari Dulu

1 April 2018 19:50 WIB
Prabowo Menyapa warga Jawa Barat. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Menyapa warga Jawa Barat. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto banyak menyampaikan pemikiran atas kondisi rakyat yang kini kesusahan. Namun, dia juga kerap disinggung seolah terlalu mendominasi panggung kepemimpinan dengan narasi politiknya itu.
ADVERTISEMENT
"Pertama, saya keliling Indonesia hampir 14 tahun. Saya ikut pemilu sudah tiga kali, Mungkin kalau empat kali tapi tetap dibilang 'Prabowo ini tidak demokratis, bakat diktator," kata Prabowo di Depok, Jawa Barat, Minggu (1/4).
Dia bercerita pernah dituduh segelintir orang akan melakukan kudeta. Prabowo memastikan bahwa saat itu, tak pernah terlintas dalam hatinya untuk berbuat demikian. Akan tetapi, setelah melihat kondisi negara saat ini, Prabowo mengaku menyesal.
Prabowo Menyapa warga Jawa Barat. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Menyapa warga Jawa Barat. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
"Dulu saya dituduh mau kudeta-kudeta, terus terang saja. Dalam hati 'nyesal juga gue enggak kudeta dulu. Lihat negara begini sekarang'. Tetapi saya buktikan bahwa saya percaya pada demokrasi. Pada UUD 1945," ujarnya.
Prabowo pun menyoroti perekonomian bangsa yang disebutnya dikuasai pihak asing. Menurutnya, hal itu terjadi lantaran elite politik saat ini yang tidak mengambil sikap tegas.
ADVERTISEMENT
"Kalau menurut saya memilih kepentingan bangsa Indonesia dan kepentingan asing, tidak ada netral," imbuh dia.
"Kalau mau lihat kekayaan bangsa kita, ekonomi dikuasai bangsa asing. Ya sudahlah. Saya enggak ada waktu lagi sama kalian-kalian itu. Bagi saya, kita harus milih kepentingan rakyat dan asing, tidak boleh netral. Kita harus berpihak pada bangsa sendiri," sambungnya.
Prabowo mengaku jera melihat kondisi tersebut. Adapun, ucapannya itu ditujukan jika harus bertemu dengan segelintir elite politik yang dimaksud. "Terutama elite kita, terus terang minta ampun deh, gue dah kapok," tuturnya.