Prabowo Sudah Biasa Disudutkan, dari Meme Hitler Hingga La Nyalla

13 Januari 2018 14:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto di Kantor DPP PKS (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto di Kantor DPP PKS (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Prabowo Subianto, Ketum Gerindra, belum akan melakukan pelaporan ke polisi terkait pernyataan La Nyalla. Menurut Ketua DPP Gerindra Habiburokhman, dalam 2-3 hari ini pihaknya masih mempelajari ucapan-ucapan La Nyalla.
ADVERTISEMENT
Tapi, kata Habiburokhman, Prabowo memang kerap diserang, mulai dari meme hingga tudingan-tudingan.
"Prabowo disudutkan sudah biasa. Kemarin bikin meme kayak Hitler segala macam sudah biasa. Tapi kita lihat seberapa jauh ini nanti 2-3 hari ini perkembanganny (kasus La Nyalla) tentu hak kami untuk menempuh upaya hukum terhadap permasalahan ini. Saya ini enggak pernah jauh jauh dari Bareskrim," beber Habiburokhman usai diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (13/1).
"Kalau situasinya memang layak dilaporkan, saya akan segera ke Bareskrim," tutur dia.
Habiburokhman tak menampik ada sinyal lawan politik memanfaatkan La Nyalla soal tudingan meminta mahar politik ini.
"Gerindra saat jni posisi bagus, beberapa survei Gerindra tertinggi. Minimal nomor 2, wajar ada pihak yang tak suka dengan kondisi saat ini. Kami abaikan itu semua," bebernya.
ADVERTISEMENT
Soal mahar politik, dia menyebut, uang digunakan untuk saksi di TPS, hingga ke KPU provinsi.
"Mulai uang saksi, kemudian pelatihan, kita bukan wajar lagi kayaknya enggak cukup," tutur dia.
"Uang bukan standar. Yang disampaikan La Nyalla, Pak Prabowo menanyakan tapi memang dari mana uang saksi itu kan harus ada. Jadi perlu diketahui bukan hanya La Nyalla, kader Gerindra yang gagal maju ada Ferry Juliantono ada Mulyadi, dengan high cost politik akibat politik super liberal," tutup dia.