Prabowo Tanya 10 Ribu Beasiswa Dokter, Anies Menjawab: Pastikan Sesuai Data

5 Februari 2024 1:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan berjabat tangan dengan Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka saat Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu (4/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan berjabat tangan dengan Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka saat Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu (4/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto punya gagasan 10 ribu beasiswa dokter. Dalam debat pamungkas Pilpres 2024, gagasan itu ia tanyakan kepada capres nomor urut 01 Anies Baswedan. Apakah Anies setuju dengan itu atau tidak.
ADVERTISEMENT
"Apakah Bapak setuju dengan gagasan saya untuk secara besar-besaran mengirimkan 10 ribu anak-anak kita ke luar negeri dan beasiswa penuh untuk belajar kedokteran dan sains, teknologi, dan engineering, matematika, sebagai langkah darurat untuk mengatasi kesulitan ini dalam waktu yang sesingkat-singkatnya?" tanya Prabowo kepada Anies di JCC Senayan, Minggu (4/2).
Menjawab pertanyaan itu, Anies setuju jika pada prinsipnya untuk meningkatkan kompetensi. Sebab, kompetensi yang meningkat akan bermanfaat. Namun menurutnya, gagasan tersebut tak bisa langsung begitu saja dilakukan.
Menurut Anies, persoalan terkait jumlah dokter harus dilihat dari sisi urgensinya terlebih dahulu. Dan hal itu harus dibicarakan dengan para stakeholder di bidangnya. Mulai dari asosiasi profesi, Kemenkes, dinas di daerah, hingga pakar.
ADVERTISEMENT
"Kumpulkan datanya, lihat apa yang jadi kebutuhan. Sehingga kita bukan meloncat langsung ini adalah yang dibutuhkan. Kenapa? Karena seringkali yang kita anggap sebagai kebutuhan belum tentu di lapangan itu menjadi kebutuhan," kata Anies.
Terkait prinsip pengembangkan kompetensi, Anies sepakat. Bila perlu, kata dia, untuk belajar ke luar negeri tidak jadi masalah. Begitu juga bila profesornya yang mengajar di Indonesia, bahkan dibentuk institusinya di tanah air. Karena dengan begitu, proses belajar akan terjadi.
"Jadi kami melihat pengembangan kompetensi itu baik. Jangan, tapi ya, tapinya, memastikan sesuai dengan data yang ada supaya apa yang kita investasikan bisa menjawab kebutuhan. Jadi ada unsur pentingnya, ada unsur urgensinya," ucap Anies.
"Kita kerjakan mana yang dapat dua-duanya. Yang urgent dan yang penting supaya hasilnya bisa langsung kita manfaatkan untuk Indonesia," sambungnya.
Capres dan Cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu (4/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Mendengar jawaban tersebut, Prabowo memberikan tanggapan. Menurutnya, saat ini data sudah jelas menunjukkan Indonesia kekurangan 140 ribu dokter. Dia mencontohkan di Atambua, ada satu rumah sakit hanya diisi oleh satu dokter. Harusnya 16 dokter. Sehingga dokter tersebut kewalahan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data tersebut, Prabowo menilai saat ini kondisi dokter di Indonesia sudah darurat.
Anies kembali memberikan jawaban. Prabowo banyak memberikan perhatian kepada aspek kuratif (pengobatan/penyembuhan). Dia mengingatkan pentingnya aspek preventif.
"Itu memang betul, harus dikerjakan. Tapi jangan lupa aspek preventifnya. Dan ketika bicara aspek kuratif ada dua: satu adalah soft infrastructure, tadi tenaga medisnya; yang kedua hard infrastructurenya. Apa itu?" kata Anies.
"Misalnya nih, 15 dari 38 Provinsi belum memiliki rumah sakit kelas A. Ini harus dibangun. Kemudian 171 kecamatan di 8 provinsi ini belum memiliki puskesmas. Jadi kita harus memikirkan dua-duanya Pak. Soft infrastructure manusianya, hard infrastructure, dan jangan lupa itu semua adalah efek dari pola hidup yang tidak, salah satunya, adalah efek pola hidup yang tidak sehat. Karena itulah promotif preventif itu penting. Sehingga kita tidak hanya mengobati tapi juga mencegah," pungkasnya.
ADVERTISEMENT