Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Prabowo Ungkap Alasan Rencana Beli Pesawat Bekas saat Debat dengan Ganjar
8 Januari 2024 1:32 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Debat panas soal rencana pembelian alutsista bekas tersaji dalam debat Pilpres ketiga di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1). Salah satunya antara Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo.
ADVERTISEMENT
Dalam debat tersebut, Ganjar mempertanyakan rencana Prabowo yang juga saat ini merupakan Menteri Pertahanan (Menhan), untuk membeli sejumlah alutsista bekas.
"Saya senang kalau nanti Bapak dalam forum ini menjelaskan ide Bapak untuk membeli pesawat bekas. Kenapa ini menjadi penting? Kami tidak rela dengan statement Bapak tadi yang saya dukung Pak. Kasihan prajurit, kalau pilotnya itu mesti dilatih tiga tahun, pesawatnya bekas Pak, dan dia harus datang lagi pelatihan lagi Pak, dengan risiko yang sangat tinggi tentu itu sangat berbahaya," kata Ganjar dalam sesi debat dengan Prabowo.
Menanggapi pertanyaan itu, Prabowo memberikan penjelasan. Menurut Prabowo, pengadaan alutsista bukan diukur dari bekas atau barunya, tetapi dari umur pakai.
"Jadi alat perang itu usianya kurang lebih 25-30 tahun. Pesawat terbang, kapal perang, dan sebagainya. Jadi bukan soal bekas dan tidak bekas, tapi usia pakai," kata Prabowo.
ADVERTISEMENT
Singgung Rencana Pengadaan Mirage 2000-5
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo mengungkap soal rencana pengadaan pesawat Mirage 2000-5 bekas. Menurutnya, meski pesawat tersebut bekas, tetapi umur pakainya masih panjang.
"Umpamanya pesawat Mirage 2000-5 yang ada di Qatar yang rencananya kita ingin akuisisi itu usia pakainya masih 15 tahun, Pak. Dan teknologi ini mengarah kepada yang lebih canggih," ucap Prabowo.
"Kita menunjukkan yang canggih yang terbaru. Tapi kalau kita beli baru, datangnya Pak, baru tiga tahun dan operasionalnya itu baru tujuh tahun, Pak," sambung dia.
Di saat yang bersamaan, kata Prabowo, Indonesia perlu untuk segera meningkatkan kemampuan alutsista.
"Itu maksudnya, latar belakang. Jadi saya kita itu yang bisa saya jelaskan tapi waktu yang singkat tidak cukup," ucap Prabowo.
ADVERTISEMENT
Respons Ganjar
Ganjar membalas jawaban Prabowo tersebut dengan kritik. Dia meragukan Prabowo paham soal pengadaan alutsista bekas.
"Ya awalnya saya percaya sekali bahwa Bapak akan memahami ini. Tapi hari ini saya menjadi meragukan. Karena saya bertanya kepada pilot, saya bertanya kepada AL pada persoalan ini, perencanaan pembangunan yang top-down membikin semua matra hanya menerima saja," ucap Ganjar.
Menurut Ganjar, rencana pengadaan alutsista bekas Prabowo ini sempat ditolak. Hari ini pun, pengadaan itu ditunda.
"Apa artinya? Saya kira perencanaannya terlalu gegabah pada soal itu. Dan keseriusan itu tidak dimunculkan sama sekali pada pengelolaan industri pertahanan dalam negeri," ucap Ganjar.
Diketahui, pemerintah Indonesia belum merealisasikan akuisisi alutsista bekas hingga kini. Prabowo selaku menteri pertahanan memutuskan untuk menunda pembelian 12 pesawat tempur bekas milik Angkatan Udara Qatar, Mirage 2000-5, senilai 733 juta euro atau setara USD 801,68 juta.
ADVERTISEMENT
Penundaan ini menyusul keterbatasan fiskal pemerintah untuk mendukung pembelian pesawat tempur bekas pabrikan Prancis tersebut.