Praljak dan 3 Penjahat Perang Bosnia Lainnya

3 Desember 2017 15:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Slobodan Praljak (Foto: Robin van Lonkhuijsen,Pool Photo via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Slobodan Praljak (Foto: Robin van Lonkhuijsen,Pool Photo via AP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Yang Mulia, saya bukanlah penjahat perang! Saya menolak keputusan anda dengan penghinaan!”
ADVERTISEMENT
5 Menit kemudian, Slobodan Praljak (72), mantan jenderal tentara Kroasia itu, menenggak racun potassium sianida dari sebuah botol kecil yang telah dipersiapkannya. Suasana sidang pun chaos dan terpaksa ditunda, terlebih ketika Praljak ambruk dan tak pernah sadarkan diri lagi sejak saat itu. Tetapi siapakah Praljak dan mengapa ia melakukan hal itu?
Panglima perang Slobodan Praljak adalah seorang politikus dan jenderal dalam kelompok militer Kroasia. Ia terlibat dalam kampanye pengusiran warga muslim Bosnia selama perang Kroasia-Bosnia pada tahun 1992-1994. Praljak juga menjadi staf utama di dalam pasukan pertahanan Kroasia-Bosnia, yang biasa disebut HVO, sejak bulan Juli hingga November 1993.
Dengan kekuasaannya sebagai petinggi di Kementerian Pertahanan Kroasia, ia dianggap terlibat dalam aksi-aksi pembantaian warga muslim di Bosnia. Seperti yang terjadi pada musim panas di 1993, ketika ia membiarkan tentara Kroasia membantai warga muslim di daerah Prozor, Bosnia dan Herzegovina.
ADVERTISEMENT
Setelah musim panas berdarah itu, pada November 1993 , ia kembali memerintahkan penghancuran situs bersejarah muslim yaitu jembatan tua dari abad 16 di Mostar dan masjid-masjid bersejarah lainnya, yang oleh hakim dianggap sebagai upaya penghancuran terhadap populasi warga Muslim di Bosnia.
Praljak yang juga pernah berkiprah sutradara di industri perfilman dan teater ini dijatuhi hukuman 20 tahun penjara atas perbuatannya. Sidang Praljak di hari Rabu yang nahas itu seharusnya menjadi sidang terakhir dari ICTY atau Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia, pengadilan khusus yang dibuat oleh PBB untuk menangani konflik di Balkan (termasuk Bosnia dan Kroasia), yang akan dibubarkan mandatnya oleh PBB bulan depan.
ICTY menjadi lembaga pengadilan sentral yang mengadili penjahat perang di Yugolavia, negara federasi yang terdiri dari Bosnia-Herzegovina, Kroasia, Serbia, Slovenia, Republik Makedonia dan 2 daerah otonom Kosovo dan Vojvodina. Badan ini didirikan oleh Resolusi 827 dari Dewan Keamanan PBB dan diresmikan pada tanggal 25 Mei 1993.
ADVERTISEMENT
ICTY, hingga 2017, telah mendakwa 161 tersangka kejahatan perang di Balkan. Dari 83 terpidana tersebut, lebih dari 62 di antaranya adalah etnis Serbia, 18 dari etnis Kroasia, 5 dari etnis Bosnia, 2 dari Montenegro, 1 dari Macedonia dan 1 dari Albania. Adapun hukuman paling maksimum yang dapat dibebankan oleh badan ini adalah hukuman penjara seumur hidup. Hingga tahun 2017, sekitar 90 terdakwa telah dihukum oleh ICTY.
Dengan meninggalnya Praljak, sisa-sisa kejahatannya pun tak lagi dapat diadili. Segala derita dan duka yang diterima oleh warga muslim Bosnia pun tak dapat terbalaskan. Yang diadili dalam kasus genosida besar di Eropa ini tak hanya Praljak.
Slobodan Milosevic (Foto: Reuters/Ivan Milutinovic)
zoom-in-whitePerbesar
Slobodan Milosevic (Foto: Reuters/Ivan Milutinovic)
Slobodan Milosevic, seorang mantan presiden Yugoslav, menjadi tersangka utama dalam pengadilan ini. Sayangnya, ia wafat sebelum diadili karena serangan jantung pada Maret 2006. Ia juga dianggap terlibat dalam kasus genosida di Bosnia-Herzegoviba pada tahun 1992 dan 1995.
ADVERTISEMENT
Milosevic dituduh sebagai otak di balik pembantaian warga muslim Bosnia-Kroasia, termasuk di dalamnya pembantaian warga sipil di Sebrenica pada tahun 1995. Selain itu, ia juga dianggap terlibat dalam kekejaman yang terjadi di Kosovo pada tahun 1999 dan Kroasia pada tahun 1991 dan 1992. Dikutip oleh theguardian.com, anggota pasukan Serbia yang menjadi saksi dalam pengadilan menggambarkan kekejaman yang dilakukan oleh Milosevic sebagai bentuk kebiadaban yang telah melampaui standar perang manapun.
Milosevic ditangkap pada April 2001. Proses hukum yang ada berjalan lambat karena kondisi kesehatan Milosevic. Upaya penuntutan hukum selesai pada Februari 2004, tetapi Milosevic tidak memulai pembelaannya hingga Agustus 2004. Ia kemudian memulai pembelaannya dengan pidato berdurasi 5 jam dan kemudian mencoba menghalangi proses pengadilan dengan menolak untuk bertemu dengan para pengacaranya. Pada Maret 2006, ia meninggal di sel tahanannya sendiri karena serangan jantung.
Ratko Mladic. (Foto: Peter Dejong/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ratko Mladic. (Foto: Peter Dejong/Reuters)
Ratko Mladic, mantan komandan militer Serbia Bosnia, juga menjadi nama yang terlibat dalam lingkaran kejahatan genosida Perang Bosnia. Ia juga dinyatakan bersalah dalam kasus genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam Perang Bosnia oleh ICTY, di Den Haag, Rabu, 22 November 2017.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Milosevic, ia dianggap terlibat dalam kasus pembantaian warga muslim Bosnia di Srebenica pada tahun 1995. Selain itu, ia juga dianggap bersalah akibat memerintahkan langsung pengeboman dan pengepungan kota Sarajevo, ibukota Bosnia. Bersama dengan Radovan Karadzic, Mladic menjadi garda terdepan karena kekuasaannya dalam melakukan strategi perang dan pembersihan etnis di Bosnia. Ia hidup sebagai buronan sebelum akhirnya ditangkap pada 26 Mei 2011, di Lazarevo. Atas kesalahannya itu, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh ICTY.
Radovan Karadzic (Foto: Reuters/Michael Kooren)
zoom-in-whitePerbesar
Radovan Karadzic (Foto: Reuters/Michael Kooren)
Sedangkan Radovan Karadzic, rekan Mladic sebagai sesama penjagal muslim Bosnia, lebih dulu dijatuhi hukuman selama 40 tahun penjara oleh ICTY akibat perbuatannya pada Maret 2016. Bersama dengan Mladic, seperti dilansir oleh BBC, ia dituduh telah mengusir dan membantai warga Kroasia dan warga muslim Bosnia yang tinggal di daerah yang diakui oleh etnis Serbia. Aksi pembantaian dan pengusiran itu dianggapnya sebagai upaya pembentukan daerah yang murni secara etnis. Selain itu, Karadzic juga dianggap telah menyandera penjaga perdamaian PBB maupun mendeportasi warga sipil. Karadzic telah didakwa bersama Mladic pada tahun 1995, namun menghindari persidangan hingga akhirnya ia ditangkap di Beograd pada tahun 2008.
ADVERTISEMENT