Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pramono Anung Buka Pameran Pelukis Istimewa, Beli 5 Lukisan Karya Disabilitas
5 November 2024 15:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Cagub Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung membuka pameran Pelukis Istimewa: Tetap Berjuang dalam Keterbatasan di 75 Gallery, Mampang, Jakarta pada Selasa (5/11). Pram membawa pulang 5 lukisan hasil karya penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
Pram diundang untuk secara resmi membuka pameran karya-karya penyandang disabilitas. Setelah membukanya, Pram sempat memberi goresan angka tiga di sebuah kanvas. Goresan tersebut selanjutnya dilanjutkan oleh salah satu pelukis disabilitas.
Pram kemudian lanjut berkeliling pameran. Ia sempat mengambil foto bersama para pelukis yang memberikan lukisannya ke pameran tersebut. Menurut Pram ada 55 lukisan di pameran ini.
“Jadi hari ini saya diundang khusus untuk membuka pameran lukisan disabilitas di Galeri Fendi. Ada berapa lukisan? Ada 55,” tuturnya.
Tak hanya membuka pameran ini, Pram menyebut dirinya membeli 5 lukisan hasil karya penyandang disabilitas. Ia memilih lukisan-lukisan tersebut bersama anaknya, Dila.
“Dan tadi karena saya udah punya bukunya, di jalan saya berdiskusi sama Dila anak saya untuk memilih. Kami memutuskan memilih ada 5 lukisan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pram mengatakan bahwa dirinya memang seorang penggemar lukisan. Ia pun mengaku puas melihat hasil lukisan yang ada di pameran ini.
“Kenapa? Memang dari dulu saya penggemar lukisan, dan juga menggemari lukisan udah 25 tahun. Cuma memang dari dulu saya orang yang gak mau lukisannya diekspos atau diliat orang lain,” ujarnya.
“Jadi saya senang sekali karena ekspresi dari anak-anak disabilitas ini dalam melukis, goresannya dalam, pemilihan warnanya juga ini,” sambungnya.
Menurut Pram, melukis adalah wadah ekspresi anak-anak disabilitas ini. Ia kagum mendengar salah satu anak yang hanya butuh waktu satu jam untuk melukis.
“Dan mereka rata-rata untuk mengekspresikan keinginannya, inspirasinya itu dengan melukis. Dan tadi bahkan ada salah satu pelukis yang saya tanya, kalau ngelukis berapa lama? Gak lebih dari 1 jam, selesai kemudian ditinggalkan. Tapi dia akan lukis lagi besok dan sebagainya,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Pram, wadah ekspresi seperti ini lah yang perlu difasilitasi. Ia berpendapat bahwa wadah-wadah seperti ini sangat diharapkan para keluarga yang memiliki anggota disabilitas.
“Sehingga dengan demikian inilah yang perlu dijaga, dirawat, dan juga difasilitasi. Termasuk keinginan sebagian besar keluarga yang mempunyai keluarga disabilitas adalah ada tempat untuk mengekspresikan atau menyekolahkan anaknya,” ujarnya.
“Karena bagaimanapun inilah yang jadi hambatan sekarang ini, di Jakarta itu ada 44 ribu disabilitas,” sambungnya.
Pram pun menilai bahwa negara harus selalu hadir untuk para penyandang disabilitas. Jakarta memiliki program kartu disabilitas, namun menurut Pram, distribusi kartu tersebut belum baik.
“Seperti yang saya sampaikan, selain sekolah maka bagi anak-anak yang penyandang disabilitas ini kan negara harus hadir,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Jakarta sebenarnya punya kartu disabilitas yang memberikan kemudahan bagi keluarganya mempunyai warga yang disabilitas. Tetapi distribusi untuk yang mendapatkan itu belum berlangsung dengan baik,” sambungnya.
Pram mengatakan bahwa hal itu lah yang harus dilakukan perbaikan. Menurut dia, tugas pemerintah adalah memfasilitasi potensi anak-anak disabilitas. Pram menyebut, anak-anak disabilitas perlu difasilitasi di bidang non akademik.
“Oh iya, bagi mereka sebenarnya yang paling penting adalah non-akademik. Tempat-tempat untuk bisa menyalurkan hasrat, keinginan mereka,” tutupnya.