Prancis Hendak Tingkatkan Usia Minimal Pensiun Jadi 64 Tahun pada 2030

11 Januari 2023 2:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Menara Eiffel saat mogok memprotes reformasi pensiun di Paris, Prancis. Foto:  REUTERS/Gonzalo Fuentes
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Menara Eiffel saat mogok memprotes reformasi pensiun di Paris, Prancis. Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes
ADVERTISEMENT
Prancis berencana untuk meluncurkan reformasi terbaru, yaitu dengan meningkatkan usia minimal pensiun menjadi 64 tahun pada 2030 mendatang.
ADVERTISEMENT
Ini artinya, para pekerja harus bekerja dua tahun lebih lama dari ketentuan semula jika ingin mengajukan pensiun dini. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Prancis, Elisabeth Borne, pada Selasa (10/1).
Borne mengatakan, reformasi yang telah lama tertunda akibat pandemi ini tetap harus diimplementasikan meski banyak pihak menentang dan negara itu dihantam kenaikan biaya hidup imbas krisis global.
“Saya sangat menyadari bahwa mengubah sistem pensiun kita menimbulkan pertanyaan dan ketakutan di antara orang Prancis,” tutur Borne, seperti dikutip dari Reuters.
Isu terkait peningkatan usia minimal pensiun ini kemungkinan besar memicu terjadinya mogok kerja dan amarah publik — yang mana berdampak langsung pada reputasi pemerintahan Presiden Emmanuel Macron itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Menurut proposal pemerintah, dalam praktiknya usia minimal pensiun dini di Prancis akan ditingkatkan secara bertahap sebanyak tiga bulan per tahun — dimulai pada September 2023.
Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne memberikan pidato setelah hasil pertama pemilihan parlemen di Matignon di Paris pada Minggu (19/6/2022). Foto: Ludovic Marin/POOL / AFP
Sehingga, di tahun 2027 usia pensiun dini menjadi 63 tahun dan puncaknya di usia 64 tahun pada 2030.
Borne menjelaskan agar dapat mengajukan pensiun, maka mulai 2027 para pekerja harus bekerja selama 43 tahun — yaitu delapan tahun lebih awal dari yang direncanakan dalam reformasi sebelumnya.
Menurut Borne, peningkatan usia minimal pensiun sudah banyak diterapkan di negara-negara tetangga Prancis dan hal serupa perlu dilakukan demi menghadapi ‘kenyataan’.
“Kita harus menghadapi kenyataan dan menemukan solusi untuk melestarikan model sosial kita,” tutur dia.
Selain itu, merombak sistem pensiun adalah pilar utama agenda reformis Macron ketika pertama kali terpilih sebagai presiden pada 2017 — pihaknya bahkan semula berencana meningkatkan usia minimal pensiun hingga 65 tahun.
ADVERTISEMENT
Artinya, rencana kontroversial ini sudah ada sejak lama tetapi upaya pengimplementasiannya selalu tertunda akibat pandemi COVID-19.
Pekerja serikat CGT Prancis menghadiri demonstrasi sebagai bagian dari hari pemogokan nasional dan protes untuk mendorong langkah-langkah pemerintah mengatasi inflasi, hak-hak pekerja dan reformasi pensiun, di Nice, Prancis, Kamis (29/9/2022). Foto: Eric Gaillard/REUTERS
Namun meski sekarang pandemi sudah berakhir, bukan berarti tantangan yang mengiringi juga hilang.
Berdasarkan hasil polling Odoxa, empat dari lima warga negara Prancis telah menentang rencana reformasi tersebut. Hal ini dikarenakan banyak dari mereka yang sudah berjuang menghadapi krisis biaya hidup yang kian meroket.
Para kepala serikat pekerja Prancis (Confédération Générale du Travail/CGT) telah sepakat dengan suara bulat menentang rencana tersebut dan hendak bertemu untuk mengorganisir aksi protes serta mogok kerja.
Untuk saat ini, rencana reformasi itu belum disahkan dan masih harus memperoleh persetujuan parlemen terlebih dahulu. Meski begitu, tanggapan kontra dari berbagai lapisan masyarakat sudah berdatangan.
ADVERTISEMENT
Bagi CGT, fakta bahwa pemerintah Prancis melunakkan rencana awal yang sebelumnya menyarankan usia minimal pensiun 65 tahun sama sekali tidak ada bedanya dengan rencana saat ini. Mereka memperingatkan kedua opsi itu tidak boleh diberlakukan.
Pekerja serikat CGT Prancis menghadiri demonstrasi sebagai bagian dari hari pemogokan nasional dan protes untuk mendorong langkah-langkah pemerintah mengatasi inflasi, hak-hak pekerja dan reformasi pensiun, di Nice, Prancis, Kamis (29/9/2022). Foto: Eric Gaillard/REUTERS
Di sisi lain, kelompok sayap kiri France Unbowed dan kelompok sayap kanan Rally Nasional juga menyuarakan kecamannya atas rencana tersebut.
Di antaranya adalah anggota France Unbowed, Mathilde Panot, yang dalam cuitannya di Twitter menulis bahwa rencana itu kuno, tidak adil, brutal, dan kejam.
Pesaing Macron di pemilu terakhir, Marine Le Pen, turut mengemukakan pendapat serupa.
“Prancis dapat mengandalkan tekad kami untuk memblokir reformasi yang tidak adil ini,” kecam dia.
Menanggapi seluruh tanggapan kontra itu, Borne mengatakan pihaknya akan berusaha meyakini penduduk Prancis bahwa reformasi usia pensiun ini memang perlu dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Kami menawarkan hari ini sebuah proyek untuk menyeimbangkan sistem pensiun kami, sebuah proyek yang adil,” jelas dia.