Pratikno Ajak PMI Berantas TBC, Bencana Kemanusiaan Lebih Hebat dari COVID

9 Desember 2024 12:56 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Sekretaris Negara Pratikno memberikan keterangan kepada media terkait pembentukan Pansel KPK di gedung utama Kemensetneg, Jakarta, Kamis (30/5/2024). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Sekretaris Negara Pratikno memberikan keterangan kepada media terkait pembentukan Pansel KPK di gedung utama Kemensetneg, Jakarta, Kamis (30/5/2024). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) PMI ke-22, mengajak PMI untuk bekerja sama memberantas bencana kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, Tuberkulosis (TBC) yang banyak menelan korban jiwa dibandingkan Pandemi Covid-19, sehingga hal tersebut perlu diantisipasi bersama.
“TBC juga adalah bencana kemanusiaan yang tidak kalah bahayanya dibanding dengan Covid-19. Karena menurut Pak Menkes kematian akibat TBC jauh lebih besar daripada Covid-19 dan ini harus kita antisipasi bersama-sama,” ujar Pratikno dalam sambutan Munas PMI ke-22, di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Senin (9/12).
Pratikno mengatakan, pencegahan tersebut perlu ditanamkan mulai dari lingkungan pendidikan dengan menghadirkan kegiatan palang merah di sekolah-sekolah.
Acara Munas PMI ke-22, di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2024). Foto: Tim Humas PMI
“Kami mohon bantuan agar pendidikan-pendidikan Palang Merah Indonesia (PMI) bisa masuk ke sekolah-sekolah, aktivitas ekstrakurikuler. Karena bagaimana pun juga kita harus mendidik anak-anak kita untuk punya rasa kemanusiaan yang tinggi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pratikno turut mengapresiasi kontribusi yang telah dilakukan PMI dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan beserta ketanggapannya dalam menghadapi bencana alam.
“Sekali lagi terima kasih atas dukungan PMI terhadap tugas-tugas kemanusiaan, dedikasi terhadap respons cepat tanggap bencana, juga sekaligus pendidikan revolusi mental untuk mengasah rasa kemanusiaan,” imbuhnya.
Reporter: Alya Zahra