Prediksi 2 Ahli Wabah Puncak Omicron Akhir Februari, Lebaran Bisa Terkendali

10 Februari 2022 17:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga tidak mengenakan masker saat berkunjung ke Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (6/2/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga tidak mengenakan masker saat berkunjung ke Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (6/2/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Pemerintah memprediksi puncak kasus penularan COVID-19 varian Omicron di Indonesia akan terjadi pada akhir Februari hingga Maret 2022.
ADVERTISEMENT
Menurut pakar Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, selambat-lambatnya puncak kasus Omicron akan berlangsung hingga Maret 2022.
“Prediksi saya insyaallah puncak gelombang ini pada akhir Februari. Selambat-lambatnya awal Maret 2022, tapi mudah-mudahan bisa lebih cepat,” ungkap Windhu saat dihubungi, Kamis (10/2).
Dengan melonjaknya angka positif COVID-19 beberapa pekan terakhir, banyak yang turut mempertanyakan situasi saat libur Lebaran mendatang. Menurut Windhu, kemungkinan situasi COVID-19 akan terkendali, mengingat puncak Omicron diprediksi terjadi sebelum memasuki bulan Ramadhan.
“Jadi saat Ramadhan dan Lebaran relatif sudah lebih aman,” kata Windhu.
Sementara itu, Epidemiolog Universitas Indonesia Prof. Iwan Ariawan juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut Iwan, prediksi puncak Omicron dari tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI akan terjadi pada akhir Februari hingga awal Maret 2022.
ADVERTISEMENT
Keluarga menangis saat menyaksikan pemakaman jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Cikadut, Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/6/2021). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Kemudian, Iwan menjelaskan, kondisi saat libur Lebaran diprediksi bisa terkendali setelah melewati prediksi puncak gelombang Omicron. Dia pun tetap mengimbau kepada masyarakat tetap waspada dengan menjaga protokol kesehatan 5M saat menjalankan ibadah Lebaran.
Selain itu, dia berpesan untuk menjaga mobilitas agar tidak terjadi gelombang baru saat libur Lebaran. Serta, penggunaan PeduliLindungi harus digunakan secara maksimal di tempat-tempat publik atau lokasi yang berpotensi menimbulkan keramaian.
“Tetap harus waspada dan hati-hati dalam menjalankan ibadah dan melakukan mobilitas. Prokes tetap harus dipatuhi, PeduliLindungi digunakan dengan konsisten,” tegas Iwan.
Lebih lanjut, Iwan menyatakan angka BOR nasional masih terkendali di beberapa rumah sakit rujukan COVID-19. Namun, BOR sekarang bukanlah jumlah yang maksimal.
Ia memprediksi BOR akan meningkat pada saat puncak kasus Omicron beberapa pekan ke depan.
ADVERTISEMENT
“Angka BOR masih terkendali. Angka tersebut juga masih berdasarkan kapasitas saat ini, bukan kapasitas maksimal,” tandasnya.