Presiden Abbas di PBB Kecam Bantuan AS ke Israel: Kegilaan Ini Tak Boleh Lanjut

27 September 2024 6:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato di Sidang Umum PBB ke-77 di markas besar PBB di New York City, New York, AS, Jumat (23/9/2022). Foto: Caitlin Ochs/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato di Sidang Umum PBB ke-77 di markas besar PBB di New York City, New York, AS, Jumat (23/9/2022). Foto: Caitlin Ochs/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam dukungan diplomatik AS terhadap perang Israel yang telah menewaskan 41.495 masyarakat Gaza. Kecaman ini disampaikan dalam pidatonya di sidang umum PBB.
ADVERTISEMENT
Abbas juga mendesak AS untuk berhenti memasok senjata ke Israel. Menurutnya, masyarakat Internasional harus terlibat dalam hal ini.
“Kegilaan ini tidak bisa berlanjut. Seluruh dunia bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada rakyat kita,” kata Abbas kepada Majelis Umum yang beranggotakan 193 orang pada hari Kamis (26/9) dilansir Aljazeera.
Abbas menyoroti Washington, dengan mengatakan pihaknya terus memberikan perlindungan diplomatik dan senjata kepada Israel meskipun jumlah korban tewas meningkat di Gaza. Data Kemenkes Gaza mencatat 41.534 orang tewas sejak Oktober 2022 lalu.
Setidaknya 1.139 orang tewas dalam serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan statistik Israel, dan sekitar 250 lainnya ditawan.
Abbas menuduh AS membiarkan serangan Israel berlanjut dengan berulang kali memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.
ADVERTISEMENT
“Kami menyesalkan Amerika Serikat, negara demokrasi terbesar di dunia, menghalangi tiga kali rancangan resolusi Dewan Keamanan yang menuntut Israel untuk mematuhi gencatan senjata,” kata Abbas. “AS sendiri yang berdiri dan berkata, 'Tidak, pertempuran akan terus berlanjut,'” katanya.
Washington adalah sekutu penting Israel dan memasok bantuan militer bernilai miliaran dolar setiap tahunnya. Terbaru mereka juga menyuplai bantuan militer USD 8,7 Miliar.