Presiden Brasil: BRICS Penerus Gerakan Non-Blok
7 Juli 2025 11:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menitPresiden Brasil: BRICS Penerus Gerakan Non-Blok
BRICS dinilai sebagai pewaris Gerakan Non-Blok yang didirikan di era Perang Dingin.kumparanNEWS



ADVERTISEMENT
KTT BRICS tahun ini digelar di Brasil dari 6-7 Juli waktu setempat. Ini menjadi kehadiran perdana Indonesia usai resmi menjadi anggota tetap pada awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva sebagai ketua BRICS tahun ini mengatakan BRICS merupakan pewaris Gerakan Non-Blok.
Gerakan Non-Blok didirikan pada 1 September 1964 dan beranggotakan sekitar 100 negara -- termasuk Indonesia, yang menyatakan tidak beraliansi dengan kekuatan besar apa pun di era Perang Dingin.
"BRICS adalah pewaris Gerakan Non-Blok," kata Lula da Silva, dikutip dari Reuters, Senin (7/7).
"Dengan multilateralisme yang sedang diserang, otonomi kita kembali terancam," kata Lula da Silva lagi.
Pemimpin KTT BRICS menyerukan reformasi lembaga internasional seperti Dewan Keamanan PBB dan IMF. BRICS juga ingin tampil sebagai pembela multilateralisme di dunia yang semakin terpecah belah.
Jumlah negara anggota BRICS yang semakin berkembang juga dinilai menjadi ruang baru untuk koordinasi diplomatik. Khususnya di tengah perpecahan dunia dan kebijakan 'America First' milik Presiden Donald Trump yang mengganggu.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Lula da Silva juga mengkritik keputusan NATO yang menaikkan anggaran militer sebesar 5% dari PDB setiap tahunnya pada 2035. Lewat kritik ini, Lula da Silva juga menyatakan BRICS mengutuk serangan di Gaza dan Iran, dan juga serangan terorisme di Kashmir, India.
"Mudah untuk berinvestasi pada perang daripada perdamaian," ujarnya, dikutip dari Associated Press.
Xi Jinping Absen di KTT BRICS, Putin Hadir Daring, dan Iran Diwakili Menlu
Meski demikian, kehadiran Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT BRICS tahun ini tidak terlihat.
Xi Jinping absen dan mengutus Perdana Menteri Li Qiang untuk mewakilinya. Sementara Putin memilih hadir secara daring.
Sementara Iran diwakili oleh Menlu Abbas Araghchi. Sebelum serangan Israel, Presiden Iran Masoud Pezeshkian sempat dijadwalkan akan menghadiri KTT BRICS.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Aragchi mengatakan kepada pemimpin BRICS bahwa telah mendesak semua anggota PBB untuk secara serius mengutuk serangan Israel ke Iran.
Dia menambahkan bahwa Israel dan AS harus bertanggung jawab atas pelanggaran hak. Apalagi, dampak serangan tak hanya dirasakan oleh satu negara saja.
"Seluruh wilayah dan sekitarnya akan rusak," kata Araghchi.