Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
25 Ramadhan 1446 HSelasa, 25 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Keita ditahan di kediamannya di Bamako. Keita ditahan setelah tentara yang memberontak di pangkalan militer Kati di luar Bamako menangkap sejumlah pejabat sipil senior dan perwira militer.
Perdana Menteri Mali, Boubou Cisse, sebelumnya menyerukan dialog dan mendesak pemberontak untuk mundur. Namun pada akhirnya Cisse tak diketahui keberadaannya. Berdasarkan informasi yang didapat Reuters dari 2 sumber keamanan, Cisse rupanya juga ditahan.
Belum jelas siapa yang memimpin pemberontakan tersebut dan siapa yang akan memerintah tanpa kehadiran Keita, serta apa motivasi para pemberontak itu. Seorang juru bicara militer Mali mengaku tidak memiliki informasi tersebut.
Penahanan Keita tersebut membuat ratusan pengunjuk rasa anti-pemerintah berdatangan ke alun-alun. Mereka merayakan dan meneriakkan sudah waktunya bagi Keita mengundurkan diri.
ADVERTISEMENT
Sejak Juni, puluhan ribu orang di Bamako turun ke jalan untuk menuntut Keita mundur. Mereka menuding pemerintahan Keita korupsi dan memperburuk keamanan di Mali.
Pemberontakan di Mali bukan kali ini saja terjadi. Terakhir pada 2012, kudeta militer menggulingkan Amadou Toumani Toure dari kursi Presiden Mali.
Pasukan Prancis kemudian turun tangan pada tahun berikutnya untuk memukul balik mereka. Tetapi kelompok militan sejak itu berkumpul kembali dan memperluas pengaruhnya ke negara tetangga seperti Burkina Faso dan Niger, menyerang tentara, warga sipil setempat, dan warga asing.