Presiden Filipina di KTT ASEAN Sebut China Lakukan Intimidasi dan Pelecehan

10 Oktober 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Penjaga Pantai China di Laut China Selatan. Foto: STR/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Penjaga Pantai China di Laut China Selatan. Foto: STR/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Filipina Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr menyebut China melakukan pelecehan dan intimidasi terhadap negaranya terkait isu Laut China Selatan (LCS).
ADVERTISEMENT
Pernyataan Bongbong disampaikan pada KTT ASEAN di Laos. Seluruh pemimpin negara Asia Tenggara dan PM China hadir di Ibu Kota Vientiane pada Kamis (10/10).
Indonesia diwakili oleh Wapres Ma'ruf Amin dalam KTT itu. Presiden Jokowi tak hadir karena berdekatan dengan transisi pemerintahan di dalam negeri.
Bongbong mengatakan, dibutuhkan kemajuan substantif dalam menangani persoalan di perairan kaya sumber daya itu. Dia juga mendorong setiap pihak yang bertikai untuk secara serius meredakan tensi.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menghadiri KTT ASEAN di Pusat Konvensi Nasional di Vientiane, Laos, Kamis (10/10/2024). Foto: Athit Perawongmetha/REUTERS
"Harus ada urgensi yang lebih besar dan cepat atas negosiasi kode etik ASEAN-China," ucap Marcos seperti dikutip dari Reuters.
"Sangat disayangkan situasi menyeluruh di Laut China Selatan masih tegang dan tak berubah. Kami terus menjadi subjek pelecehan dan intimidasi," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Bongbong pun mengaku tertekan karena pihak yang terlibat dalam negosiasi dengan China tak bisa sepakat dalam berbagai hal.
"Definisi dasar seperti menahan diri belum dapat mencapai konsensus," kata Bongbong.

China vs Filipina di LCS

Sebuah kapal Penjaga Pantai China (kiri) dan kapal Penjaga Pantai Filipina (kanan) terlihat di dekat Pulau Thitu di Laut Cina Selatan yang disengketaka. Foto: JAM STA ROSA / AFP
China dan Filipina adalah pihak yang bertikai di Laut China Selatan. Filipina menuduh Penjaga Pantai China melakukan agresi ke wilayah sengketa. Bahkan Filipina menyebut China melakukan provokasi serta pelanggaran teritorial.
China sendiri mengeklaim hampir seluruh perairan di Laut China Selatan. Beijing mengerahkan armadanya ke hampir semua titik Laut China Selatan, termasuk yang bergesekan dengan zona ekonomi eksklusif Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Filipina.