Presiden Guinea-Bissau Selamat dari Upaya Kudeta dan Pembunuhan
PerbesarADVERTISEMENT
Presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embaló selamat dari upaya kudeta pada Senin (1/2/2022). Peristiwa ini terjadi sepekan usai kudeta di negara Afrika Barat lainnya, Burkina Faso.
ADVERTISEMENT
Saat ini Presiden Embalo berupaya menenangkan rakyatnya. Lewat siaran televisi nasional dia menegaskan, upaya menggulingkan pemerintahan sah berhasil digagalkan.
“Kekuasaan merupakan sesuatu yang didapatkan dari rakyat melalui surat suara,” ujar Presiden Embaló seperti dikutip dari Reuters.
Embalo tidak banyak mengungkap detail upaya kudeta yang terjadi terhadap pemerintahannya. Dia juga menolak membeberkan siapa dalang kudeta dan berapa jumlah korban jiwa peristiwa tersebut.
Embalo cuma menyebut, ada banyak pasukan pengamanan yang kehilangan nyawa akibat mempertahankan pemerintahan.
“Itu bukan hanya kudeta, tetapi upaya untuk membunuh presiden, perdana menteri, dan seluruh kabinet,” sambung dia.
Baku Tembak
Menurut keterangan Pemerintah Guinea-Bissau, upaya kudeta bermula dari baku tembak di dekat kompleks pemerintahan. Saat itu, Embalo sedang menggelar rapat kabinet.
ADVERTISEMENT
Pelaku upaya kudeta berhasil masuk ke kompleks pemerintahan. Namun, upaya untuk menyerang anggota pemerintahan berhasil digagalkan.
Selamat dari serangan, Presiden Embaló kemudian mengunggah foto dirinya sedang duduk bersama penasihat keamanan dan sejumlah anggota militer. Ia memastikan kondisi keamanan di kompleks pemerintahan berhasil dikendalikan sepenuhnya.
Meski tak mengungkap pelaku kudeta, Embalo menuding upaya kudeta terkait erat dengan perdagangan narkotika.
Embalo adalah satu dari sederet di Benua Afrika yang selamat dari upaya kudeta setahun terakhir. Sebelumnya kudeta telah terjadi Mali, Chad, Guinea, Sudan, dan yang terakhir Burkina Faso.
Kudeta sendiri tidak asing di Guinea-Bissau. Sejak merdeka pada 1974, negara berpenduduk 1.9 juta jiwa itu mengalami sembilan kali upaya kudeta yang berhasil ataupun tidak.
ADVERTISEMENT
Di antara semua Presiden yang pernah menjabat, hanya mantan presiden José Mário Vaz yang menyelesaikan masa jabatan secara penuh pada 2019. Tahun itu menandai pertama kalinya pemimpin yang dipilih secara demokratis menuntaskan masa baktinya di Guinea-Bissau.
