Presiden Iran Sebut Pembunuhan Ismail Haniyeh Upaya Israel Mulai Perang Regional

17 September 2024 11:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, berpidato di hadapan para hadirin setelah upacara pengambilan sumpah jabatan di parlemen di Teheran, pada 30 Juli 2024. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, berpidato di hadapan para hadirin setelah upacara pengambilan sumpah jabatan di parlemen di Teheran, pada 30 Juli 2024. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyatakan bahwa Teheran telah menunjukkan pengendalian diri terkait pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, oleh Israel.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers yang berlangsung selama dua setengah jam pada Senin (16/9), Pezeshkian menyebut Israel sengaja memancing Iran ke dalam konflik regional.
"Apa yang telah dilakukan Israel di kawasan ini dan apa yang Israel coba lakukan dengan pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran adalah menyeret kita ke dalam perang regional," katanya kepada wartawan, seperti dikutip dari Guardian.
"Kami telah menahan diri sejauh ini, tetapi kami berhak untuk membela diri pada waktu dan tempat tertentu dengan metode yang kami pilih," tambahnya.
Pemimpin tertinggi kelompok Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, menghadiri upacara pengambilan sumpah Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian di parlemen di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024). Foto: Majid Asgaripour / WANA / via REUTERS
Dalam kesempatan tersebut, presiden reformis yang baru terpilih tiga bulan lalu itu juga membahas isu lain, termasuk hubungan Iran dengan Rusia dan Houthi.
Meski tidak mengesampingkan kemungkinan Iran pernah menjual rudal balistik ke Rusia, ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak terjadi di masa kepresidenannya.
ADVERTISEMENT
"Ini tidak terjadi di masa saya. Namun, saya tidak bisa berbicara mengenai kebijakan pemerintahan sebelumnya," tambahnya.
Menanggapi tudingan pengiriman rudal ke kelompok Houthi di Yaman, Pezeshkian membantah keras dan menyebutnya sebagai tuduhan yang tidak berdasar.
"Bagaimana mungkin rudal bisa dikirim ke Yaman tanpa terdeteksi?" ucapnya.
Pezeshkian juga menegaskan, meskipun Iran memiliki teknologi rudal hipersonik, rudal yang ditembakkan oleh Houthi bukan berasal dari Iran.
Pemberontak Houthi di Yaman. Foto: Reuters//Mohamed al-Sayaghi
Selain itu, presiden Iran ini menyoroti perlunya Iran keluar dari daftar hitam Gugus Tugas Aksi Keuangan (FATF) guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Kami tidak punya pilihan selain menyelesaikan masalah ini," jelasnya.
Menutup konferensi pers, Pezeshkian kembali menegaskan bahwa negaranya terbuka untuk memperbaiki hubungan dengan Barat. Iran juga tetap menjalin hubungan erat dengan Rusia dan China. Namun, ia menekankan tak ada negara yang boleh melanggar batas wilayah negara lain.
ADVERTISEMENT