Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Presiden Jerman Menilik Proyek Monumen Antroposen di Yogyakarta, Apa Itu?
18 Juni 2022 1:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Presiden Federasi Jerman Frank-Walter Stenmeier berkunjung ke Yogyakarta pada Jumat (17/9). Dalam kunjungannya ini, Stenmeier menyempatkan diri melihat proyek Monumen Antroposen yang dipamerkan di Jogja National Museum (JNM).
ADVERTISEMENT
Lalu apa proyek Antroposen ini?
Proyek Kolektif Seni Monumen Antroposen adalah karya seni kolosal yang dalam penciptaanya melibatkan banyak seniman dan masyarakat sekitar. Monumen ini sebagai ruang publik berbasis komunitas dan menjadi lokasi studi seni bersama.
"Jadi kami ini sedang mengerjakan satu proyek yang bentuknya seperti kompleks ya. Kompleks ini mencoba menggabungkan atau mensintesis antara konsep ekologi, ekonomi sirkular, seni dan budaya jadi tiga pilar ini yang coba kami elaborasi untuk membuat sistem baru jadi ekonomi kreatif yang kami sedang capai," kata Kurator Seni dan Budaya Proyek Monumen Antroposen, Ignatia Nilu.
Proyek ini berlokasi di Piyungan. Tepatnya 200 meter di atas kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Tanah seluas 6.000 meter yang digunakan ini merupakan tanah Sultan Ground.
ADVERTISEMENT
"Di situ kami mengelola lahan ada makerspace, ada monumen dan nanti ada tempat-tempat yang difungsikan untuk ruang pementasan dan ruang pajang," katanya.
Pemilihan Piyungan bukan tanpa alasan. Lantaran menggunakan bahan baku sampah, maka para seniman merasa perlu mendekatkan diri ke akses material.
"Sumber untuk mendapatkan material itu yang terbesar ada di sana. Akses terhadap material yang kami capai, akses jadi lebih mudah lebih efektif lebih cepat untuk mengambil material," jelasnya.
Nilu mengatakan, pengolahan sampah bukan hanya recycle tetapi upcycle. Sampah yang diolah itu memiliki nilai lebih dibanding sebelumnya. Misalnya sampah plastik yang digunakan sebagai material dalam proyek ini.
"Upcycle itu value kita tingkatkan, kalau recycle value sama, ketika dia menjadi kemasan, menjadi kemasan juga tapi bentuknya berubah itu recycle. Tetapi ketika dari satu material berubah menjadi material yang fungsinya berbeda nah itu dia upcycle," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Peran Pemerintah Jerman dalam Pembangunan Monumen Antroposen
Dia menjelaskan selain didukung Pemda DIY seperti untuk lahan, proyek ini juga didukung pendanaan dari pemerintah Jerman. Nilu tak menjelaskan berapa total dana yang digelontorkan pemerintah Jerman dalam proyek ini.
Namun total ada 4 kurator yang dilibatkan dalam proyek ini, termasuk Nilu. Presiden Jerman Frank-Walter Stenmeier sebenarnya dijadwalkan untuk melihat proyek secara langsung di Piyungan. Akan tetapi, karena pertimbangan cuaca maka diputuskan dibuat pameran di JNM.
Nilu pun mencontohkan bagaimana material bangunan dibuat dari plastik. Kolaborasi yang tercipta tidak hanya ilmuwan tetapi pemulung yang juga berperan mendekatkan bahan baku.
"Itu yang menarik tidak hanya scientist tapi juga orang yang dekat dengan materialnya, sama pemulungnya," ungkapnya.
Nilu mengatakan, Presiden Jerman Frank-Walter Stenmeier mengaku sangat tertarik dengan proyek ini.
ADVERTISEMENT
"Sangat antusias. Sangat senang sekali ini seperti rintisan laboratorium masyarakat yang belum pernah ada gitu," ucap Nilu.
Proyek Monumen Antraposan bisa dibilang kolaborasi seniman dan lintas bidang dalam menyelaraskan persoalan sampah di Piyungan. Monumen ini bisa jadi tempat belajar pengolahan sampah hingga diharapkan mampu membantu perekonomian masyarakat sekitar.