Presiden Jokowi ke Menteri: Ganti Channel Kerja dari Ordinary ke Extraordinary

8 Juli 2020 20:10 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo pada pembukaan konferensi virtual Forum Rektor Indonesia di Istana Bogor. Foto: Dok. Youtube Sekretariat Presiden RI
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo pada pembukaan konferensi virtual Forum Rektor Indonesia di Istana Bogor. Foto: Dok. Youtube Sekretariat Presiden RI
ADVERTISEMENT
Kesekian kalinya Presiden Jokowi mendorong para menterinya untuk memperbaiki kinerja. Hal ini disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas tertutup yang digelar Selasa (7/7).
ADVERTISEMENT
Secara khusus, Jokowi meminta para menteri membuat terobosan mulai dari proses administrasi hingga berbagai langkah untuk mendorong perekonomian Indonesia. Jokowi meminta para menteri kerja dengan kecepatan luar biasa.
"Kita harus ganti channel dari ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari cara-cara yang sebelumnya rumit, ganti channel ke cara-cara cepat dan cara-cara yang sederhana," kata Jokowi berdasarkan keterangan Biro Pers Istana yang diterima kumparan, Rabu (8/7) malam.
Tak hanya itu, Presiden Jokowi meminta agar prosedur birokrasi tak dibuat rumit. Ia pun meminta para menteri mencari solusi untuk dilakukan di kementerian mereka masing-masing.
"Dari cara yang SOP (standar operasional prosedur) normal, kita harus ganti channel ke SOP yang smart shortcut. Gimana caranya? Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara lebih tahu dari saya, menyelesaikan ini. Kembali lagi, jangan biasa-biasa saja," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dia lantas menegaskan kembali bahwa saat ini dunia tengah mengalami krisis akibat pandemi COVID-19. Tentu saja yang terdampak bukan saja Indonesia tapi negara lainnya.
Pandemi ini berdampak pada sektor kesehatan dan perekonomian. Untuk itu, Jokowi meminta jajarannya sadar dan segera bekerja lebih keras lagi.
"Pada kondisi krisis, kita harusnya kerja lebih keras lagi. Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada kondisi sekarang ini, membuat Permen (Peraturan Menteri) yang biasanya mungkin 2 minggu, ya sehari selesai," ujarnya.
"Membuat PP (Peraturan Pemerintah) yang biasanya sebulan, ya 2 hari selesai, itu lho yang saya inginkan," pungkasnya.