Presiden Kongo Minta Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Segera Angkat Kaki

21 September 2023 16:10 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Kongo Felix-Antoine Tshisekedi Tshilombo berpidato di Majelis Umum PBB ke-78 di markas besar PBB di New York City pada 20 September 2023. Foto:  Leonardo Munoz / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Kongo Felix-Antoine Tshisekedi Tshilombo berpidato di Majelis Umum PBB ke-78 di markas besar PBB di New York City pada 20 September 2023. Foto: Leonardo Munoz / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Republik Demokratik Kongo Felix Tshisekedi meminta pasukan penjaga perdamaian PBB segera angkat kaki. Ia berharap mereka bisa pergi pada akhir 2023 ini.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu diungkap oleh Tshisekedi pada Rabu (20/9) di Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Misi penjaga perdamaian PBB di Kongo (MONUSCO) beroperasi sejak 2010 menggantikan misi sebelumnya. Mereka diminta membantu menjaga keamanan di bagian timur Kongo.
Penjaga perdamaian bagian dari Misi Stabilisasi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO) di Goma pada 11 Maret 2023. Foto: GUERCHOM NDEBO/AFP
Wilayah timur Kongo dikenal sebagai area operasi pemberontak bersenjata yang mengincar sumber daya dan teritori.
Namun, beberapa tahun terakhir kehadiran MONUSCO dikritik. Sebab, mereka dianggap gagal melindungi warga sipil dan milisi bersenjata.
"Patut disesalkan bahwa misi penjaga perdamaian yang berjalan selama 25 tahun gagal membendung pemberontakan dan konflik bersenjata," kata Tshisekedi seperti dikutip dari Reuters.
"Saya perintahkan kepada pemerintah republik memulai diskusi dengan otoritas di PBB untuk mempercepat penarikan MONUSCO dengan memulai penarikan progresif ini mulai Desember 2023 sampai Desember 2024," jelas Tshisekedi.
ADVERTISEMENT
Pada Agustus lalu, lebih dari 40 orang tewas dan puluhan terluka, akibat demo menolak kehadiran penjaga perdamaian PBB.
Sedangkan pada Juli 2022 protes serupa menewaskan 15 orang di Kongo.