Presiden Korsel Murka Polisi Lambat Respons Panggilan Darurat Insiden Itaewon

2 November 2022 14:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memberikan penghormatan saat mengunjungi lokasi tragedi perayaan Halloween, di Seoul, Korea Selatan, Selasa (1/11/2022). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memberikan penghormatan saat mengunjungi lokasi tragedi perayaan Halloween, di Seoul, Korea Selatan, Selasa (1/11/2022). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, mengungkapkan amarah atas kelambanan respons polisi saat tragedi perayaan Halloween di Distrik Itaewon di Ibu Kota Seoul pada Selasa (1/11).
ADVERTISEMENT
Laporan menunjukkan, polisi mengabaikan peringatan yang datang beberapa jam sebelum bencana itu terjadi. Polisi tidak mengambil tindakan bahkan setelah menerima rentetan laporan dari lokasi.
Yoon menerima daftar dan transkrip panggilan ke nomor telepon darurat 112 tersebut tak lama sebelum memimpin rapat kabinet pada Selasa (1/11). Dia lantas memerintahkan penyelidikan menyeluruh.
"[Yoon memerintahkan] agar mereka yang bertanggung jawab ditangani secara ketat sesuai dengan hukum dan prinsip," ujar seorang pejabat Korsel, dikutip dari Yonhap, Rabu (2/11).
Jenazah korban serangan jantung diangkut dengan tandu, usai tragedi festival Halloween di kawasan hiburan malam populer Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Kepala Badan Kepolisian Nasional Korsel (KNPA) , Yoon Hee-keun, mengadakan konferensi pers usai presiden mendapatkan daftar itu.
Dia membungkuk di hadapan publik ketika meminta maaf atas tanggapan polisi yang kurang memadai.
Rentetan permintaan maaf lainnya menyusul dari Menteri Dalam Negeri Korsel, Lee Sang-min, dan Wali Kota Seoul, Oh Se-hoon.
ADVERTISEMENT
Kepala KNPA dan Mendagri Korsel kemudian mendapati seruan untuk mundur lantaran gagal melindungi nyawa warga.
Tragedi bermula ketika kerumunan pesta Halloween memadati gang sempit selebar 3,2 meter di Itaewon. KNPA kemudian merilis transkrip panggilan darurat kepada pihaknya pada Selasa (1/11). Hingga sebelas laporan muncul empat jam sebelum bencana.
Banyak orang lantas meyakini, tragedi tersebut sebenarnya dapat dihindari atau diminimalkan. Kendati demikian, polisi hanya menanggapi empat panggilan darurat. Pihaknya membubarkan kerumunan dan kembali tanpa merespons laporan yang tersisa.
Mayat para korban tergeletak ditutupi dengan selimut, di tempat kejadian di mana puluhan orang terluka akibat terinjak-injak saat festival Halloween di distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Foto: YELIM LEE/AFP
Perintah 'Kode 0' yang meminta tanggapan secepat mungkin dikeluarkan untuk salah satu laporan. Perintah tertinggi kedua 'Kode 1' pun diterapkan pada tujuh laporan lainnya. Namun, polisi tetap gagal mengambil tindakan sesuai.
Padahal, banyak penelepon mengaku seolah akan 'tertindas hingga tewas'. Laporan pertama ini diajukan pada pukul 18:34 waktu setempat pada Sabtu (29/10). Seseorang di gang memperingatkan bahwa kerumunan besar telah memadati jalanan.
ADVERTISEMENT
"Saya merasa hampir mati ditindas di sini karena orang-orang terus naik meskipun tidak ada lagi yang bisa turun," ujar penelepon itu.
"Saya hampir tidak bisa melarikan diri. Polisi perlu mengendalikan daerah itu karena kerumunan terlalu besar," lanjut dia.
Penelepon ini berulang kali mendesak polisi untuk mengendalikan massa. Petugas kemudian dikirimkan ke tempat kejadian, tetapi menutup kasus itu tanpa tindakan nyata. Laporan kedua muncul hanya sekitar satu setengah jam kemudian dari Stasiun Itaewon.
"Ada orang-orang yang jatuh dan terluka karena terlalu banyak orang," ujar dia.
Polisi Korea Selatan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) tragedi halloween Itaewon di Seoul, Korea Selatan. Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Sekelompok petugas lain dikirim ke tempat kejadian. Tetapi, mereka kembali menutup kasus usai memindahkan beberapa orang ke trotoar.
Polisi lalu menolak dua panggilan berikutnya yang datang pada pukul 20:33 dan 20:52 waktu setempat. Pihaknya justru menyuruh para penelepon untuk melapor kepada petugas di lokasi.
ADVERTISEMENT
Empat laporan lainnya yang mengalir antara pukul 21:00 dan 21:10 waktu setempat mengatakan 'Kami berada di ambang kecelakaan yang mengerikan karena kerumunan besar'. Lagi-lagi, polisi hanya mengirimkan petugas untuk membubarkan sekelompok kecil orang.
Setelah jeda singkat, tiga laporan bermunculan sejak 24 menit sebelum kecelakaan, yakni pukul 21:51 waktu setempat. Polisi tidak mengambil tindakan apa pun atas semua laporan itu. Alhasil, 156 orang tewas dan 151 lainnya terluka dalam bencana di Itaewon.
Sejumlah sepatu milik korban 'crowd crush' yang terjadi saat perayaan Halloween di Itaewon, disimpan di sebuah gym di Seoul, Korea Selatan, Selasa (1/11/2022). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
KNPA memublikasikan transkrip laporan tersebut sebagai komitmen untuk mengungkap kebenaran. Pihaknya meluncurkan gugus tugas beranggotakan 475 orang untuk mewawancarai saksi dan menganalisis rekaman CCTV.
Selain itu, pemerintah juga akan merombak sistem panggilan darurat polisi. Pejabat Kemdagri Korsel, Park Jong-hyun, meyakinkan bahwa pemerintah akan membuat langkah komprehensif. Pihaknya akan membentuk langkah manajemen keselamatan kerumunan pula.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk menciptakan masyarakat yang lebih aman dengan menggunakan kecelakaan ini sebagai pelajaran. Tindakan akan diambil untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa," jelas Park.
"Pakar swasta juga akan ambil bagian dalam gugus tugas untuk membuat rencana untuk meningkatkan manajemen keselamatan acara dan festival di mana banyak orang berkumpul tanpa penyelenggara," imbuhnya.