Presiden Kulit Putih Terakhir Afrika Selatan, FW de Klerk, Meninggal Dunia

12 November 2021 2:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah mobil jenazah yang membawa jenazah Presiden Afrika Selatan Frederik Willem (FW) de Klerk meninggalkan rumahnya di Cape town, Afrika Selatan. Foto: Shelly Kristen/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah mobil jenazah yang membawa jenazah Presiden Afrika Selatan Frederik Willem (FW) de Klerk meninggalkan rumahnya di Cape town, Afrika Selatan. Foto: Shelly Kristen/REUTERS
ADVERTISEMENT
Eks Presiden Afrika, Frederik Willem de Klerk, meninggal dunia pada Kamis (11/11). Ia meninggal dalam usia 85 tahun akibat sakit kanker.
ADVERTISEMENT
De Klerk merupakan Presiden kulit putih terakhir di Afrika Selatan. Ia merupakan Presiden ke-9 Afsel. Ia menjabat pada 15 Agustus 1989 sampai 10 Mei 1994.
Sebelum meninggal, de Klerk sempat menyampaikan permintaan maaf soal penerapan hukum apartheid yang menyebabkan masyarakat menderita.
Ucapan itu disampaikan melalui sebuah rekaman video yang disiarkan oleh Yayasan de Klerk.
"Saya, tanpa syarat, meminta maaf atas rasa sakit dan luka dan penghinaan serta kerusakan yang telah dilakukan apartheid terhadap orang kulit hitam, coklat, dan India di Afrika Selatan," ucap de Klerk sebelum wafat, dikutip dari Reuters, Jumat (12/11).
Mantan Presiden Afrika Selatan FW de Klerk. Foto: Sumaya Hisham/REUTERS
Jauh sebelum itu, de Klerk sudah pernah menyatakan penyesalannya soal aturan apartheid yang berlaku sejak 1948 hingga 1991. Dirinya juga mendapat pujian atas perannya dalam menghapus apartheid.
ADVERTISEMENT
Bersama Nelson Mandela, de Klerk juga mendapat hadiah nobel perdamaian pada 1993.
"Izinkan saya dalam pesan terakhir ini untuk berbagi dengan Anda fakta bahwa sejak awal tahun 80-an, pandangan saya berubah total. Seolah-olah saya telah bertobat," kata de Klerk.
"Dan di lubuk hati saya, saya menyadari bahwa apartheid salah. Saya menyadari bahwa kami telah tiba di tempat yang secara moral tidak dapat dibenarkan," tambahnya.
Yayasan de Klerk tidak menjelaskan secara rinci kapan video permintaan maaf itu dibuat.
Sedangkan Yayasan Mandela mengatakan, de Klerk akan selamanya dikaitkan dengan Nelson Mandela dalam catatan sejarah Afrika Selatan.
Sementara Presiden Afsel saat ini, Cyril Ramaphosa, memberikan penghormatan atas peran De Klerk terhadap negara.
"Dia mengambil keputusan berani (sebagai presiden) untuk mencabut larangan partai politik, membebaskan tahanan politik dan melakukan negosiasi dengan gerakan pembebasan di tengah tekanan keras yang bertentangan dari banyak orang di konstituen politiknya," ucap Cyril.
ADVERTISEMENT