Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Presiden Lebanon Akan Segera Tarik Persenjataan Hizbullah
18 April 2025 20:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Presiden Lebanon Joseph Aoun menyatakan tekadnya untuk mengakhiri dominasi senjata Hizbullah tahun ini. Ia berharap seluruh persenjataan kelompok tersebut berada di bawah kendali negara pada 2025.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan Aoun dalam wawancara bersama media Arab, Al-Araby Al-Jadeed, yang dirilis Selasa (15/4).
“Kami berharap senjata Hizbullah ditarik, atau penggunaannya terbatas hanya oleh negara. Ini yang sedang saya perjuangkan,” ujar Aoun, sosok yang didukung Amerika Serikat, seperti diberitakan CNN.
Hizbullah merupakan kelompok bersenjata yang didukung Iran dan muncul pada awal 1980-an sebagai respons atas invasi Israel ke Lebanon.
Seiring waktu, kelompok ini tumbuh menjadi kekuatan militer dan politik yang signifikan di dalam negeri.
Upaya pelucutan senjata Hizbullah telah lama mandek karena penolakan dari kelompok tersebut, yang menganggap senjatanya sebagai alat pertahanan terhadap Israel.
Aoun pun melihat peluang.
Ia menyebut tekanan militer Israel yang menewaskan sejumlah pemimpin penting Hizbullah telah melemahkan kelompok itu secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, ia menekankan proses pelucutan hanya bisa dilakukan lewat dialog, bukan konfrontasi.
“Kami tidak ingin memicu perang saudara,” katanya.
Aoun juga membuka peluang bagi anggota Hizbullah yang ingin bergabung dengan militer Lebanon.
“Jika mereka warga Lebanon, mereka bisa menjalani pelatihan resmi. Tapi mereka tidak bisa beroperasi sebagai unit terpisah dalam tentara nasional.”
Sampai saat ini, belum ada pembicaraan langsung antara pemerintah dan Hizbullah soal pelucutan.
Namun, Aoun mengaku mendapat dukungan dari Ketua Parlemen Nabih Berri, politisi Syiah yang dikenal dekat dengan Hizbullah. Berri disebut sepakat bahwa monopoli senjata harus dimiliki negara.
Analis menilai posisi Aoun berada di tengah tekanan yang kompleks—dari satu sisi didorong Israel dan AS untuk bertindak tegas terhadap Hizbullah, namun di sisi lain harus menjaga stabilitas internal Lebanon.
ADVERTISEMENT
“Aoun sadar sepenuhnya bahwa meskipun Hizbullah mengalami kerugian besar, mereka masih menyimpan kapasitas militer yang signifikan,” kata analis senior dari International Crisis Group, David Woods.
Mengutip CNN, Aoun mengaku kepada pejabat AS bahwa kehadiran pasukan Israel di Lebanon selatan memberi alasan bagi Hizbullah untuk tetap bersenjata. Ia pun meminta Washington menekan Israel untuk mundur.
Saat ditanya apakah Lebanon bisa membuka pembicaraan damai dengan Israel bila tentara Israel ditarik, Aoun menjawab diplomatis, “Segala sesuatu mungkin dalam politik. Tapi kenyataan di lapangan yang menentukan.”
Baginya, prioritas saat ini adalah membangun stabilitas jangka panjang di perbatasan.
Pelucutan senjata Hizbullah dinilai dapat mengubah dinamika kawasan. Selama bertahun-tahun, kelompok ini dikenal sebagai proksi paling kuat Iran di Timur Tengah.
Namun kemunduran Bashar al-Assad di Suriah—sekutu strategis Hizbullah—dan tekanan internal Lebanon, membuat kelompok ini berada di titik terlemahnya dalam satu dekade terakhir.
ADVERTISEMENT
Menurut Woods, pelucutan senjata dapat membuka jalan bagi masuknya bantuan internasional untuk rekonstruksi pascaperang, yang dibutuhkan masyarakat Lebanon termasuk pendukung Hizbullah sendiri.
Sebagai pendukung utama Hizbullah, Iran juga bisa menggunakan isu ini sebagai kartu dalam negosiasi nuklir dengan AS. Delegasi kedua negara diketahui kembali bertemu di Oman akhir pekan lalu untuk melanjutkan perundingan.