Presiden Mali Terguling, Pemberontak Janji Bentuk Pemerintahan Sipil

19 Agustus 2020 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Unjuk Rasa di Bamako, Mali. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Unjuk Rasa di Bamako, Mali. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Tentara yang mengkudeta Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mengatakan, pemerintahan transisi sipil akan segera dibentuk.
ADVERTISEMENT
Mereka juga berjanji bakal menggelar pemilu. Namun, belum bisa dipastikan kapan pemilihan pemimpin baru digelar.
Dalam siaran yang disiarkan di televisi seluruh Mali, kelompok militer yang memberontak menamakan diri Komite Nasional untuk Keselamatan Warga.
Aksi Unjuk Rasa di Bamako, Mali. Foto: Reuters
Kelompok tentara pemberontak itu menegaskan kudeta menggulingkan Keita wajib dilakukan demi mencegah Mali jatuh pada kekacauan panjang.
"Negara kami hanyut pada kekacauan, anarki, dan ketidaknyamanan karena kesalahan orang-orang yang harus bertanggung jawab atas takdirnya," kata juru bicara Komite Nasional untuk Keselamatan Warga Ismail Wague, seperti dikutip dari Reuters.
Kudeta pada Keita terjadi Selasa (18/8) waktu setempat. Pemberontakan menyebabkan pengunduran diri Keita serta pembubaran parlemen.
Sebelum mengumumkan mundur, Keita sempat disandera. Kelompok pemberontak bahkan menodongkan senjata ke arahnya.
ADVERTISEMENT
Kudeta militer di Mali dikecam dunia internasional. Sebab, kudeta diprediksi membuat kondisi keamanan dan ekonomi Mali makin tidak stabil.
Mali merupakan negara di Afrika Barat. Eks koloni Prancis itu dikenal kaya emas. Namun, karena korupsi yang merajalela Mali mendapat predikat buruk sebagai salah satu negara termiskin di dunia.