Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Presiden Meksiko , Andrés Manuel López Obrador, menegaskan bahwa negaranya jauh lebih aman dibandingkan Amerika Serikat .
ADVERTISEMENT
Komentar tersebut di tengah maraknya kritik terhadap keamanan di salah satu negara Amerika Latin itu, usai penculikan empat warga negara AS pada awal Maret ini — yang mana dua di antaranya dilaporkan tewas.
Dikutip dari Reuters, komentar López Obrador sekaligus menanggapi kekhawatiran warga AS yang hendak berkunjung ke Meksiko.
“Meksiko lebih aman daripada Amerika Serikat. Tidak ada masalah dengan bepergian dengan aman di Meksiko,” tegas dia, pada Senin (13/3).
Pemimpin berusia 69 tahun itu kemudian mengutip peningkatan jumlah warga negara AS yang tinggal di Meksiko saat ini.
Mereka, sambung López Obrador, mendapat informasi yang cukup dan memadai tentang keamanan di Meksiko sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Menurut López Obrador, kritik terhadap pemerintahannya atas penanganan kejahatan di Meksiko tak lain merupakan bentuk kampanye ‘anti-Meksiko’ yang dimiliki oleh para politikus AS yang ingin menghambat pembangunan Meksiko itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Duduk Perkara
Lebih lanjut, munculnya pembelaan López Obrador berakar pada kasus penculikan empat warga negara AS yang pergi ke Matamoros, Negara Bagian Tamaulipas, pada Jumat (3/3).
Dalam sebuah pernyataan awal, Biro Investigasi Federal (Federal Bureau Investigation/FBI) menjelaskan, keempat pemuda itu mengendarai sebuah minivan berwarna putih berpelat nomor dari Negara Bagian North Carolina.
“Tak lama setelah menyeberang ke Meksiko, orang-orang bersenjata tak dikenal menembaki para penumpang di dalam minivan. Keempat warga Amerika tersebut ditempatkan di dalam kendaraan dan dibawa pergi dari tempat kejadian oleh orang-orang bersenjata,” sambung pernyataan tersebut.
Secara terpisah, Gubernur Negara Bagian Tamaulipas Americo Villarreal mengatakan bahwa kasus penculikan empat warga negara AS tersebut telah dikonfirmasi kebenarannya oleh pihak Kejaksaan Agung.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari kemudian, pada Selasa (7/3) dua dari empat warga negara AS yang diculik ditemukan tewas di wilayah timur laut Meksiko.
“Dua orang lainnya ditemukan dalam keadaan hidup beberapa hari setelah kelompok tersebut diculik di bawah todongan senjata dan tampaknya menyeberangi perbatasan karena alasan medis,” jelas otoritas Meksiko.
Terbunuhnya dua warga negara AS itu mendorong Gedung Putih untuk memastikan bahwa para pelaku pembunuhan dapat diadili.
Secara terpisah, FBI juga menawarkan imbalan sebesar USD 50.000 (Rp 769 juta) bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi terkait keberadaan si pelaku.
Belasungkawa Otoritas Meksiko
Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin pekan ini, López Obrador juga menjelaskan soal kasus penculikan dan pembunuhan keempat warga negara AS tersebut.
ADVERTISEMENT
Dia berargumen, para korban diyakini memasuki wilayah Meksiko untuk membeli obat-obatan terlarang — tetapi justru terlibat dalam konfrontasi dengan geng kriminal di Matamoros.
“Kami sangat menyesal hal ini terjadi di negara kami,” ungkap López Obrador.
“Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, kepada teman-teman, kepada rakyat Amerika Serikat, kepada pemerintah AS,” sambung dia.
Dikutip dari AFP, di Kota Matamoros yang terletak di seberang perbatasan AS dari Brownsville, Negara Bagian Texas, itu kerap terjadi aksi kekerasan yang berkaitan dengan perdagangan narkoba dan kejahatan terorganisir lainnya.
Terlepas dari risiko keamanan yang dimiliki, Matamoros merupakan titik pemberhentian utama bagi para migran jika ingin pergi ke AS. Meksiko juga telah sejak lama menyaksikan pertumpahan darah antara pasukan keamanan dan kartel narkoba.
ADVERTISEMENT
Sedikitnya 340.000 orang tewas sejak pemerintah Mexico City mengerahkan militernya dalam memerangi narkoba di tahun 2006.