Presiden Palestina: Israel Tak Pandang Bulu, Serang Warga Muslim dan Kristen

25 Desember 2023 15:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara saat acara tingkat tinggi untuk memperingati peringatan 75 tahun Nakba di markas besar PBB di New York pada 15 Mei 2023. Foto: Ed Jones/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara saat acara tingkat tinggi untuk memperingati peringatan 75 tahun Nakba di markas besar PBB di New York pada 15 Mei 2023. Foto: Ed Jones/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, Israel tidak pandang bulu dalam meluncurkan serangan tanpa henti di Jalur Gaza baik itu anak-anak atau lansia, maupun umat Islam atau Kristen.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Abbas muncul, ketika jumlah korban jiwa akibat serangan Israel sejak 7 Oktober di wilayah kantong itu mencapai 20.258 orang, sebagian besar adalah perempuan, anak-anak, dan lansia.
Dikutip dari Anadolu Agency, komentar Abbas disampaikan sehari sebelum perayaan Natal, pada Minggu (24/12). "Tempat kelahiran Yesus Kristus, Betlehem [kota Palestina di Tepi Barat], mengalami kesedihan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Abbas.
Kehancuran dan kebiadaban Israel yang terjadi saat ini, jelas Abbas, mengingatkannya dengan peristiwa Nakba pertama di tahun 1948 saat ratusan ribu orang Palestina diusir dari tempat tinggalnya.
Orang-orang Arab, membawa harta benda di kepala mereka, melarikan diri dari sebuah desa tak dikenal di Galilea sekitar lima bulan setelah pembentukan negara Israel. Foto: Stringer/Reuters
Adapun Nakba — diartikan sebagai 'kehancuran' dalam Bahasa Arab, menggambarkan pemindahan massal paksa dan genosida etnis Arab-Palestina selama Perang Arab-Israel 1948. Kala itu, hampir 800 ribu orang Palestina diusir secara paksa dari tanah mereka setelah Israel mengeklaim telah mendirikan negaranya sendiri di sana.
ADVERTISEMENT
Peristiwa Nakba kemudian diperingati setiap tahunnya oleh warga Palestina pada 15 Mei sebagai momen saat tanah milik mereka sendiri dirampas oleh penjajah.
Untuk menekankan komentarnya bahwa Israel juga menyerang warga Kristen, Abbas mengatakan tentara Israeli Defense Forces (IDF) telah secara brutal mengebom Rumah Sakit Baptis Injil, Pusat Kebudayaan Ortodoks, Aula Gereja Ortodoks Yunani, Gereja Keluarga Kudus, dan masjid-masjid di berbagai wilayah.
Kondisi Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius yang rusak akibat serangan Israel, tempat warga Palestina yang meninggalkan rumah mereka berlindung, di Kota Gaza, Jumat (20/10/2023). Foto: Mohammed Al-Masri/REUTERS
Dengan demikian, sambung Abbas, serangkaian serangan Israel sudah jelas tidak membedakan antara mana kelompok muslim atau Kristen.
"Agresi penjajah menargetkan kehadiran umat Kristen, semua orang, dan tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem dan Tepi Barat," ungkap Abbas.
Dalam momentum Natal ini, Abbas menyerukan diadakannya waktu untuk menghentikan perang dan agresi terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, serta seluruh wilayah Palestina yang diduduki.
ADVERTISEMENT
Adapun serangan penjajah yang semakin intensif sejak 7 Oktober lalu telah meninggalkan Gaza di ambang kehancuran dan kelaparan, serta menyebabkan lebih dari dua juta orang Palestina kehilangan tempat tinggalnya.