Presiden Palestina Tunjuk Pengganti Sementara, Antisipasi Jika Dirinya Tewas

28 November 2024 17:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato di Sidang Umum PBB ke-77 di markas besar PBB di New York City, New York, AS, Jumat (23/9/2022). Foto: Caitlin Ochs/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato di Sidang Umum PBB ke-77 di markas besar PBB di New York City, New York, AS, Jumat (23/9/2022). Foto: Caitlin Ochs/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menunjuk pengganti sementara untuk mengantisipasi situasi jika ia meninggal dunia atau mundur dari jabatannya. Langkah ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kekosongan kekuasaan di Palestina.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Rabu malam (28/11), Abbas menetapkan bahwa Ketua Dewan Nasional Palestina akan menjabat sebagai presiden sementara selama maksimal 90 hari. Selama periode itu, pemilihan presiden harus segera dilaksanakan.
Saat ini, Ketua Dewan Nasional Palestina dijabat oleh Rawhi Fattouh, seorang politisi berusia 75 tahun. Fattouh sebelumnya pernah menjadi pemimpin sementara setelah wafatnya Yasser Arafat pada 2004.

Spekulasi tentang Suksesi Abbas

Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara selama "KTT untuk Yerusalem" Liga Arab di Kairo, pada 12 Februari 2023. Foto: Ahmad Hassan/AFP
Mahmoud Abbas (89 tahun) telah menjabat sebagai presiden Palestina sejak 2005.
Dalam beberapa tahun terakhir, kesehatannya yang sering terganggu memicu spekulasi mengenai siapa yang akan menggantikannya.
Abbas tidak memiliki wakil resmi, dan sumber-sumber menyebutkan bahwa Arab Saudi sempat mendesaknya untuk menunjuk seorang wakil tetap.
Meskipun langkah ini menjelaskan prosedur sementara jika Abbas tidak lagi menjabat, Fattouh tidak ditunjuk sebagai wakil resmi Abbas.
ADVERTISEMENT

Tantangan dari Israel dan Popularitas Menurun

Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengadakan konferensi pers di hotel Grand Hyatt di New York, AS, (11/2) Foto: REUTERS/Yana Paskova
Sementara itu, Menteri Pertanian Israel Avi Dichter menyatakan tentara Israel akan mengambil alih Tepi Barat jika seorang pemimpin dari Hamas mencoba menduduki jabatan presiden.
“Kami tidak akan membiarkan kelompok militan mengambil kendali,” ujar Dichter, seperti dilaporkan Reuters.
Abbas terpilih untuk masa jabatan empat tahun pada 2005.
Namun, sejak itu tak pernah ada pemilu presiden di Palestina, dan popularitas Abbas merosot tajam.
Jajak pendapat pada September lalu menunjukkan 89 persen warga Palestina di Tepi Barat menginginkan Abbas mundur dari jabatannya.