Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Presiden Prancis Janji Perangi Berita Hoax di 2018
4 Januari 2018 11:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan pemerintahnya akan memerangi berita hoax. Di tahun ini, pemerintahnya akan memperketat peraturan soal media dan pemberitaan untuk mencegah penyebaran berita palsu.
ADVERTISEMENT
Menurut Macron seperti dikutip Reuters, Rabu (3/1), penyebaran berita hoax telah memperlemah demokrasi liberal. Macron sendiri mengaku menjadi korban hoax pada pemilu tahun lalu.
Sejak menjabat pada Mei 2017 lalu, Macron menuding media Rusia, RT, telah menyebarkan berita bohong tentang dirinya. Dia menegaskan, peraturan media di Prancis akan berubah di pemilu mendatang.
"Jika ingin melindungi demokrasi liberal, Prancis harus punya peraturan yang kuat. Di masa pemilu, di internet, peraturan soal konten tidak akan sama lagi," ujar Macron.
Dalam peraturan baru nanti, akan diatur soal transparansi pemberitaan media. Media wajib menampilkan informasi jika berita tersebut adalah konten sponsor atau berbayar.
"Akan ada peningkatan peraturan soal transparansi di internet terkait konten sponsor, yang bertujuan memberitahu masyarakat soal identitas mereka yang memasang iklan dan membatasi jumlah pengiklan," ujar Macron.
ADVERTISEMENT
Jika ditemukan adanya berita palsu, pemerintah nantinya berhak menghapus konten, menutup akun seseorang, atau memblokir akses menuju situs tersebut.
Macron juga mengimbau agar para pejabat tidak terlalu dekat dengan wartawan. Dengan imbauan ini, Macron berseberangan dengan pendahulunya, Francois Hollande, yang dikenal akrab dengan wartawan.
"Kedekatan yang dulu pernah terjadi, saya kira tidak baik bagi pemerintah dan jurnalis," kata dia.
"Terkadang hal-hal yang lebih penting disampaikan melalui pembicaraan di belakang layar ketimbang pernyataan resmi," lanjut Macron lagi.