Presiden Sudan Selatan Ngompol, Enam Jurnalis Ditangkap

9 Januari 2023 12:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Sudan Selatan Salva Kiir. Foto: Reuters/Jok Solomon
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Sudan Selatan Salva Kiir. Foto: Reuters/Jok Solomon
ADVERTISEMENT
Pihak berwenang menahan enam jurnalis atas peredaran rekaman yang memperlihatkan Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir, mengompol saat menghadiri sebuah acara resmi pada Desember 2022.
ADVERTISEMENT
Mengenakan topi hitam khasnya, Kiir berdiri saat lagu kebangsaan dinyanyikan di sebuah acara peresmian jalan. Noda gelap kemudian terlihat menyebar pada celana abu-abu pria berusia 71 tahun itu.
Pejabat pemerintah berulang kali membantah rumor yang beredar di media sosial bahwa kondisi kesehatan sang presiden tidak baik.
Video itu tidak pernah ditayangkan di televisi, tetapi disebarkan di media sosial dan diunggah ke YouTube. Enam staf dari South Sudan Broadcasting Corporation (SSBC) lalu ditangkap Dinas Keamanan Nasional terkait rekaman tersebut pada Selasa (3/1) dan Rabu (4/1).
Wartawan yang ditahan adalah operator kamera, Joseph Oliver dan Mustafa Osman; editor video, Victor Lado; kontributor, Jacob Benjamin; dan staf ruang kendali, Cherbek Ruben dan Joval Toombe.
ADVERTISEMENT
Kabar ini diungkap Persatuan Jurnalis Sudan Selatan pada Sabtu (7/1).
"Kami prihatin karena mereka ditahan lebih lama dari yang diatur undang-undang," ungkap presiden Persatuan Jurnalis Sudan Selatan, Patrick Oyet, dikutip dari Reuters, Senin (9/1).
Warga Sudan Selatan yang kembali ke Khartoum setelah pemisahan tahun 2011, di tempat penampungan sementara di sebidang tanah yang ditinggalkan, di Bahri, Sudan. Foto: Mohamed Nureldin Abdallah/REUTERS
Secara hukum, otoritas hanya dapat menahan tersangka selama 24 jam sebelum membawa mereka ke hadapan hakim di Sudan Selatan.
Seorang pejabat SSBC pun mengaku bahwa perusahaan penyiaran yang dikelola negara itu tidak menyiarkan rekaman Kiir.
"Mereka diduga mengetahui bagaimana video presiden mengompol tersebar," terang Kiir.
Menteri Informasi Sudan Selatan, Michael Makuei, dan juru bicara Dinas Keamanan Nasional, David Kumuri, tidak menanggapi permintaan komentar soal penangkapan jurnalis SSBC. Kelompok-kelompok hak media lantas menyerukan pembebasan mereka.
"[Penangkapan ini] selaras dengan pola personel keamanan yang melakukan penahanan sewenang-wenang setiap kali pejabat menganggap sebuah liputan tidak menguntungkan mereka," kata perwakilan Komite untuk Melindungi Wartawan (CPJ) di Afrika sub-Sahara, Muthoki Mumo, dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
"Pihak berwenang harus membebaskan enam karyawan SSBC ini tanpa syarat dan memastikan bahwa mereka dapat bekerja tanpa intimidasi lebih lanjut atau ancaman penangkapan," lanjutnya.
Kiir menyaksikan kelahiran Sudan Selatan sebagai negara merdeka setelah melepaskan diri dari Sudan pada Juli 2011.
Dia menjabat sebagai presiden sejak saat itu. Namun, negara termuda di dunia itu terperosok dalam krisis selama beberapa dekade terakhir.
Sudan Selatan telah menanggung konflik brutal, kekacauan politik, bencana alam, hingga kelaparan.