Presiden Suriah Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel Jika Masih Duduki Golan

4 Februari 2025 13:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin kelompok Islamis Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmed al-Sharaa, berpidato di Masjid Umayyah, Suriah, Minggu (8/12/2024). Foto: Aref TAMMAWI / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin kelompok Islamis Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmed al-Sharaa, berpidato di Masjid Umayyah, Suriah, Minggu (8/12/2024). Foto: Aref TAMMAWI / AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa menegaskan bahwa negaranya tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel. Aturan itu berlaku selama Dataran Tinggi Golan masih berada di bawah pendudukan Israel.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut isu Israel sebagai masalah sensitif yang belum bisa dibahas saat ini.
“Isu ini butuh opini publik yang luas, dan saat ini ada banyak prioritas lain bagi Suriah,” tambahnya

Israel Harus Mundur

Tentara Israel mengendarai kendaraan militer selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel di dekat perbatasan dengan Suriah, Selasa, 4 Agustus 2020. Foto: Ariel Schalit/AP Photo
Al-Sharaa juga mendesak Israel untuk menarik pasukannya dari wilayah yang didudukinya di luar garis gencatan senjata 1974.
Ia menyebut perjanjian tersebut sebagai dasar hukum yang disepakati secara internasional dan menegaskan bahwa Suriah telah menyatakan kesiapannya untuk menerima kembali pasukan penjaga perdamaian PBB di zona penyangga.
“Kami telah memberi tahu PBB bahwa kami berkomitmen pada perjanjian itu, tetapi pasukan Israel harus mundur agar UNDOF bisa kembali,” ujarnya.
Dukungan internasional untuk posisi Suriah, menurutnya, semakin kuat dengan banyak negara mengecam langkah Israel yang terus memperluas kendali militernya.
ADVERTISEMENT
Ia memperingatkan bahwa ekspansi Israel ke wilayah Suriah “akan menimbulkan banyak masalah di masa depan”.

Tolak Relokasi Warga Gaza ke Suriah

Pemimpin kelompok Islamis Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmed al-Sharaa, tiba di Masjid Umayyah, Suriah, Minggu (8/12/2024). Foto: ABDULAZIZ KETAZ/AFP
Dalam wawancara perdananya itu, al-Sharaa juga merespons laporan bahwa Donald Trump berencana memindahkan warga Gaza ke Suriah dengan alasan “masih banyak ruang kosong.”
“Mengapa orang harus mengungsi? Itu kejahatan besar yang ditolak hukum,” tegasnya.
Ia menyatakan bahwa Suriah baru saja keluar dari perang panjang dan masih menghadapi tantangan besar dalam rekonstruksi, sehingga tidak bisa dibebani masalah baru.
Al-Sharaa resmi menjabat sebagai presiden Suriah pada 29 Januari, menggantikan rezim Bashar al-Assad yang runtuh oleh kelompoknya.