Presiden Taiwan Janji Lawan Upaya Aneksasi China

10 Oktober 2024 14:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Taiwan Lai Ching-te melambaikan tangan di podium selama perayaan Hari Nasional di depan Kantor Kepresidenan di Taipei pada tanggal 10 Oktober 2024. Foto: Walid Berrazeg/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Taiwan Lai Ching-te melambaikan tangan di podium selama perayaan Hari Nasional di depan Kantor Kepresidenan di Taipei pada tanggal 10 Oktober 2024. Foto: Walid Berrazeg/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Taiwan Lai Ching-te pada Kamis (10/10) berjanji akan melawan upaya aneksasi China ke negaranya. Saat ini China meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap Taiwan.
ADVERTISEMENT
China bahkan berulang kali menyebut, siap mengerahkan kekuatan demi menguasai Taiwan. China masih mengeklaim Taiwan sebagai bagian negaranya.
Atas upaya China, Lai menegaskan penolakannya. Taiwan kerap menyatakan sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh, bukan bagian dari Taiwan.
"Saya kembali menegakkan komitmen melawan aneksasi atau gangguan terhadap kedaulatan kami," ujar Lai pada perayaan Hari Nasional Taiwan, seperti dikutip dari AFP.
Peta China dan Taiwan. Foto: Shutterstock
Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan potensi China akan memakai Hari Nasional Taiwan sebagai alasan penggunaan kekuatan militer.
Atas dugaan itu, Lai menyebut siap mempertahankan kedaulatan negaranya. China telah mencap Lai sebagai seorang separatis. Bahkan China menduga Lai sengaja meningkatkan ketegangan dua pihak.
"Upaya kami untuk mempertahankan status quo perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan tak pernah berubah," kata Lai.
ADVERTISEMENT

Taiwan vs China

Hari Nasional yang dirayakan Taiwan adalah peringatan 113 tahun tergulingnya Dinasti Qing. Itu dipakai sebagai penanda berdirinya Republik China, nama resmi Taiwan.
Adapun ketegangan Taiwan dan China bermula sejak perang saudara dua pihak pecah. Saat itu perang mempertemukan pasukan nasionalis dipimpin oleh Chiang Kai-shek melawan pejuang komunis pimpinan Mao Zedong.
Karena kalah perang dari komunis, pasukan nasionalis memilih kabur ke Taiwan pada 1949.
Sejak tahun itu Taiwan memilih nama resmi Republik China. Akan tetapi, kendati punya pemerintahan, militer, dan mata uang sendiri, Taiwan belum pernah mengumumkan kemerdekaan dari pemerintahan komunis Republik Rakyat China.
Republik Rakyat China lalu berkomitmen menyatukan kembali Taiwan. Kini, komunis China berupaya menghapus Taiwan dari panggung internasional dengan melarang partisipasi di forum global.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, Republik Rakyat China turut mempengaruhi negara lain untuk tak mengakui kedaulatan Taiwan dengan pemberlakuan Kebijakan Satu China.