Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Presiden Taiwan Siap Bantu China Hadapi Lonjakan Infeksi COVID-19
3 Januari 2023 14:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bersama dengan tawaran tersebut, Tsai juga mengisyaratkan agar agresi militer di sekitar kawasan pulau itu dapat segera diakhiri.
Hal itu disampaikan oleh Tsai dalam pidato perayaan Tahun Baru, Minggu (1/1). Tsai mengatakan, semua orang telah melihat bagaimana memprihatinkannya lonjakan kasus COVID-19 di China. Ia percaya membantu China adalah tindakan kemanusiaan.
“Selama ada kebutuhan, berdasarkan posisi kepedulian kemanusiaan, kami bersedia memberikan bantuan yang diperlukan untuk membantu lebih banyak orang keluar dari pandemi dan memiliki tahun baru yang sehat dan aman,” tutur Tsai, seperti dikutip dari Reuters.
Selama ini, Taiwan dan China telah berulang kali berdebat mengenai cara masing-masing pemerintah untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Di satu sisi, China mengkritik Taiwan atas manajemen pandemi yang tidak efektif usai melonjaknya kasus infeksi transmisi lokal pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dan di sisi lain, Taiwan menuding pemerintah Partai Komunis China daratan bertindak kurang transparan dan mencoba menghambat pasokan vaksin COVID-19 ke Taiwan. Namun, klaim ini ditepis oleh Beijing.
Kemudian, Tsai kembali mengulangi seruannya untuk berdialog dengan China dan berpendapat bahwa perang bukanlah pilihan untuk menyelesaikan masalah.
Ia mengatakan, aktivitas latihan perang oleh militer China di sekitar pulau itu tidak memiliki manfaat atau dampak baik terhadap perdamaian dan stabilitas regional.
“Tapi saya ingin mengingatkan orang-orang — kegiatan militer Tentara Pembebasan Rakyat di dekat Taiwan sama sekali tidak kondusif bagi hubungan lintas selat atau perdamaian dan stabilitas regional,” tegas Tsai.
Ini bukan pertama kalinya Tsai menawarkan berdialog dengan China.
Selama ini, Taipei telah mengutarakan keinginan untuk berdamai dengan Beijing, namun menegaskan bahwa pihaknya akan membela diri jika diserang dan menekankan hanya 23 juta warganya sendiri yang dapat menentukan masa depan mereka — bukan China.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Beijing memandang Tsai sebagai sosok separatis yang ingin memerdekakan Taiwan sebagai negara independen.
Oleh karenanya, otoritas China pun telah menolak untuk berbicara dengan Tsai. Selain itu, Presiden Xi Jinping dalam pidato Tahun Baru pada Sabtu (31/12) malam sempat menyinggung soal Taiwan dalam sebuah pernyataan singkat.
Xi mengatakan, orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan adalah anggota dari keluarga yang sama. Tetapi, ia tidak menyinggung soal upaya untuk merebut kembali pulau yang diklaim sebagai bagian dari kedaulatannya tersebut.