Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Presiden Taiwan Temui Ketua DPR AS di Los Angeles, China Lagi-lagi Murka
6 April 2023 17:08 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR Amerika Serikat Kevin McCarthy di Los Angeles pada Rabu (5/4).
ADVERTISEMENT
Pertemuan singkat Tsai dengan pemimpin dari Partai Republik itu menuai kecaman dari China yang memperingatkan adanya tindakan tegas sebagai respons.
Dikutip dari Reuters, dalam pertemuan tersebut Tsai mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran McCarthy beserta sejumlah anggota parlemen AS lainnya yang dipandang sebagai bentuk solidaritas terhadap Taiwan.
“Kehadiran mereka dan dukungan mereka yang tak tergoyahkan meyakinkan rakyat Taiwan bahwa kami tidak terisolasi dan kami tidak sendirian,” ujar Tsai kepada wartawan.
Secara teknis, kunjungan Tsai ke Los Angeles hanya sebatas transit — dia hendak kembali ke Taipei usai melakukan perjalanan ke Amerika Latin untuk memperluas kerja sama bilateral yang selama ini harus terjalin melalui China.
Di sisi lain, delegasi Kongres AS yang terdiri dari delapan orang juga tiba di Taiwan pada Kamis (6/4) untuk mengadakan pembicaraan mengenai kerja sama perdagangan dan keamanan regional. Adapun kunjungan semacam ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
McCarthy — yang merupakan orang nomor ketiga tertinggi di pemerintahan AS ini, semula berencana untuk pergi ke Taipei menemui Tsai secara langsung. Namun, rencana berubah dan dia memilih menemui Tsai di Los Angeles.
ADVERTISEMENT
Menurut beberapa pengamat, keputusan McCarthy dipandang sebagai sebuah kompromi yang menekankan komitmen dukungan Washington kepada Taipei, tetapi pada saat bersamaan menghindari ketegangan yang semakin parah dengan Beijing.
Setelah pertemuan dengan Tsai, McCarthy mengatakan keyakinan bersama atas kebebasan dan demokrasi mendasari hubungan yang sangat penting bagi dunia bebas.
Dia pun kembali menegaskan penjualan senjata AS ke Taiwan akan terus berlanjut, sebagai strategi yang telah terbukti untuk mencegah agresi China ke kepulauan itu.
“Dan apa yang kita ketahui dari sejarah, cara terbaik untuk melakukannya adalah memasok senjata yang memungkinkan orang untuk mencegah perang,” ucap McCarthy.
Pria berusia 58 tahun itu kemudian menggarisbawahi konflik Rusia dan Ukraina yang menurutnya patut menjadi pelajaran bagi banyak negara untuk mempertahankan kedaulatannya.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah pelajaran penting yang kita pelajari melalui Ukraina, bahwa gagasan tentang sanksi yang adil di masa depan tidak akan menghentikan seseorang yang ingin berperang,” jelas dia.
Sebenarnya, China telah berulang kali memperingatkan bahwa pertemuan antara McCarthy dan Tsai tidak boleh dilakukan.
Pihaknya pun menyinggung agar Washington tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang terjadi ketika pendahulu McCarthy, Eks Ketua DPR AS Nancy Pelosi, berkunjung ke Taipei pada Agustus 2022 lalu.
Kala itu, China merespons kunjungan Pelosi dengan mengerahkan latihan militer angkatan bersenjata besar-besaran di sekitar perairan Taiwan selama beberapa pekan lamanya.
Kali ini, China kembali memperingatkan adanya tindakan tegas dan keras dalam menanggapi pertemuan Tsai dengan McCarthy. Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers pada Kamis (6/4) sore waktu setempat.
ADVERTISEMENT
“China akan mengambil tindakan tegas dan keras untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya,” ujar Mao.
Pada saat bersamaan, militer China mengerahkan sejumlah kapal induk perang di perairan sekitar Taiwan dan hal ini dikonfirmasi kebenarannya oleh pihak Taipei.
“Tiga kapal perang tambahan terdeteksi di perairan yang memisahkan pulau itu dari daratan China,” bunyi laporan Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan.
“Sebuah helikopter antikapal selam juga telah melintasi zona identifikasi pertahanan udara pulau itu,” sambung laporan itu.
Sebenarnya, tanggapan China terhadap pertemuan Tsai dengan McCarthy sejauh ini berada pada tingkat yang jauh lebih rendah bila dibandingkan saat lawatan Pelosi.
Meski demikian, aktivitas militer Negeri Tirai Bambu masih membuat Taiwan berada dalam status siaga tinggi.
ADVERTISEMENT