Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Presiden Xi Jinping Bersumpah Wujudkan Reunifikasi China dan Taiwan
9 Oktober 2021 14:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Presiden China Xi Jinping pada Sabtu (9/10) bersumpah akan mewujudkan “reunifikasi” dengan Taiwan, sepekan setelah ketegangan antara kedua negara memuncak.
ADVERTISEMENT
Taiwan tengah menghadapi peningkatan tekanan politik dan militer dari Beijing, dalam rangka agar mereka menerima kedaulatan China. Tetapi, Taipei bersikukuh membela kebebasan mereka.
Pada Peringatan ke-110 tahun Revolusi Xinhai di Beijing, Xi Jinping mengatakan rakyat China memiliki “tradisi mulia” dalam melawan separatisme.
“Separatisme kemerdekaan Taiwan adalah halangan terbesar dalam mencapai reunifikasi ibu pertiwi, dan merupakan ancaman tersembunyi paling serius terhadap rejuvenasi nasional,” ujarnya di Aula Besar Rakyat, Kota Beijing.
Reunifikasi, atau penggabungan kembali dua negara, adalah target China. Menurut Xi, reunifikasi yang damai memenuhi kepentingan rakyat Taiwan secara keseluruhan, tetapi China akan melindungi kedaulatan serta persatuannya.
“Tak ada yang bisa meremehkan tekad rakyat China yang kukuh, keinginan yang teguh, dan kemampuan yang kuat untuk membela kedaulatan nasional dan integritas wilayah. Tugas bersejarah reunifikasi ibu pertiwi sepenuhnya harus tercapai, dan dipastikan akan tercapai,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
“Deklarasi” Xi ini masih lebih halus jika dibandingkan dengan sebelumnya. Pada 2019, Xi Jinping mengancam akan menggunakan paksaan dalam rangka membawa pulau tersebut di bawah kendali Beijing.
Meskipun lebih halus, nyatanya pidato Xi tidak diterima dengan baik oleh rakyat Taiwan.
Kantor kepresidenan Taiwan menegaskan, mereka adalah negara merdeka berdaulat dan bukan bagian dari Republik Rakyat China. Taiwan dengan jelas menolak tawaran “satu negara, satu sistem” yang disampaikan China.
“Masa depan negara berada di tangan rakyat Taiwan,” ujar kantor kepresidenan Taiwan.
Dalam keterangan terpisah, Dewan Urusan Pembuat Kebijakan China Taiwan mendesak Beijing untuk menghentikan langkah provokatif seperti intrusi, kekerasan, dan perusakan. Mereka menyarankan untuk berdialog saja.
Taiwan menandai 10 Oktober sebagai hari nasional mereka. Tanggal itu tepat pada mulainya revolusi anti-imperial di China. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dijadwalkan akan memberikan pidatonya di Taipei pada Minggu (10/10).
ADVERTISEMENT
Angkatan Udara China memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ) mulai 1 Oktober lalu. Gangguan tersebut berlangsung selama empat hari, menggunakan hampir 150 pesawat tempur.