Presiden Yoon Suk-yeol: Saya Akan Berjuang Sampai Akhir demi Korsel

12 Desember 2024 10:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah layar menunjukkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berbicara dalam pidato yang disiarkan di televisi di terminal bus di Seoul pada 12 Desember 2024. Foto: Anthony Wallace/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah layar menunjukkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berbicara dalam pidato yang disiarkan di televisi di terminal bus di Seoul pada 12 Desember 2024. Foto: Anthony Wallace/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menegaskan dirinya akan berjuang “hingga menit terakhir” untuk mempertahankan keputusannya saat mendeklarasikan darurat militer pada pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam pidato yang disiarkan televisi lokal Korsel, Kamis (12/12) pagi.
Yoon dilarang bepergian ke luar negeri sebagai bagian dari penyelidikan terhadap pemberontakan yang diduga melibatkan lingkaran dalam pemerintahannya.
Langkah kontroversial itu melibatkan pengerahan pasukan ke parlemen, namun dibatalkan di tengah kritik keras.
“Saya meminta maaf kepada rakyat atas kejadian yang mengejutkan dan mencemaskan ini. Namun, tolong percayalah pada kesetiaan saya yang tulus kepada bangsa,” ujar presiden berusia 63 tahun yang akan menghadapi pemungutan suara pemakzulan di parlemen pada Sabtu mendatang (14/12).

Penyelidikan dan Tekanan Publik

Sejumlah pengunjuk rasa membentangkan poster saat mengikuti aksi pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang mengumumkan darurat militer di depan Majelis Nasional, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (7/12/2024). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Polisi telah mencoba menggerebek kantor presiden untuk menyelidiki penerapan darurat militer tersebut, Rabu (11/12). Namun, upaya itu dihalangi petugas keamanan yang hanya memberikan dokumen terbatas kepada penyidik.
ADVERTISEMENT
Partai oposisi utama, Partai Demokrat, mengancam akan melayangkan tuntutan hukum terhadap staf dan keamanan presiden jika mereka terus menghambat proses hukum.
Sementara itu, protes publik terus berlangsung setiap hari di Seoul. Ribuan warga menuntut pengunduran diri Yoon. Jajak pendapat menunjukkan dukungan terhadap presiden semakin merosot.
Penyelidikan juga mengarah pada sejumlah pejabat tinggi, termasuk mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun.
Dua pejabat senior kepolisian ditangkap pada Rabu (11/12) dini hari atas dugaan keterlibatan mereka dalam operasi tersebut.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyampaikan pidato kepada bangsa di Seoul, South Korea, Kamis (12/12/2024). Foto: The Presidential Office/ handout via Reuters

Yoon Menolak Menyerah

Meski berada di tengah tekanan berat, Yoon menolak menyerah. Ia menuduh oposisi Partai Demokrat mendorong Korea Selatan ke dalam krisis nasional.
“Majelis Nasional, yang didominasi oposisi besar, telah menjadi monster yang menghancurkan tatanan demokrasi liberal kita,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Yoon juga mengakui dirinya tidak akan lari dari tanggung jawab hukum maupun politik terkait deklarasi darurat militer tersebut.
Ia berpendapat langkah itu diperlukan untuk melindungi Korea Selatan dari ancaman Korea Utara dan elemen-elemen anti-negara.
Pemungutan suara pemakzulan terhadap Yoon dijadwalkan berlangsung Sabtu sore. Untuk meloloskan mosi tersebut, oposisi membutuhkan dukungan dari delapan anggota Partai Kekuatan Rakyat atau People Power Party (PPP) yang berkuasa.
Sementara itu, PPP telah menyiapkan peta jalan untuk transisi kekuasaan.
Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo. Foto: Kacper Pempel/REUTERS