Presma Unsika Pertanyakan Pengadaan Kelas Kontainer Rp 6,4 M, Urgensinya Apa?

18 Desember 2024 12:11 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Yoga Muhammad Ilham, Rabu (18/12). Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Yoga Muhammad Ilham, Rabu (18/12). Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Yoga Muhammad Ilham, mempertanyakan pengadaan 80 kontainer senilai Rp 6,4 miliar di kampus Unsika 2 Jalan Lingkar Tanjungpura, Desa Margasari, Kecamatan Karawang Timur.
ADVERTISEMENT
Kontainer itu akan disulap menjadi kelas-kelas kuliah karena Unsika yang merupakan PTN ini, sekarang kekurangan bangunan kelas.
Yoga menilai kebijakan tersebut merupakan pemborosan karena tak ada perencanaan dan strategi kampus yang matang.
"Urgensinya apa (pengadaan kontainer)? Selama ini mereka memang tidak transparan soal perencanaan strategis kampus,โ€ ujar Yoga, Rabu (18/12).
Dalam catatannya, kampus Unsika 2 merencanakan pembangunan Gedung Serba Guna (GSG) dan Student Center dengan total anggaran senilai Rp 37 miliar yang diumumkan pada April 2024 lalu.
Unsika Karawang beli 40 kontainer untuk membuat kekurangan ruang kelas. Foto: kumparan
Namun menurut Yoga, soal pengadaan kontainer ini, kebijakannya terkesan mendadak karena tanpa sosialisasi lebih dulu.
"Kita tahu ruang kelas memang kurang, tapi apakah solusi kontainer senilai Rp 6,4 miliar ini masuk akal? Dengan jumlah sebanyak itu, ini patut dipertanyakan,โ€ tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau ini pemborosan siapa yang dirugikan? Jangan sampai mahasiswa yang harus menanggung akibatnya," ucap Yoga.
Unsika Karawang beli 40 kontainer untuk membuat kekurangan ruang kelas. Foto: kumparan
Maka dari itu pihaknya mendorong aparat penegak hukum (APH) mengaudit anggaran pengadaan kontainer guna memastikan tidak ada penyelewengan.
"Kami juga akan mengajukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) ke Komisi X DPR RI agar persoalan ini terang benderang,โ€ ucapnya.

Siap Gelar Aksi Massa

Di samping itu, ia bersama BEM Fakultas di Unsika berencana mengadakan audiensi ke pihak rektorat untuk menuntut transparansi. Jika nanti audiensi berujung deadlock, mahasiswa akan melakukan aksi massa.
"Langkah prosedural akan kami tempuh lebih dulu. Tapi jika tidak ada solusi, kami siap memberikan kejutan kepada rektorat," kata Yoga.
"Jika pihak rektorat tidak mau mendengarkan kami, jangan salahkan mahasiswa jika terus menyuarakan keluhan. Transparansi adalah kunci agar kampus ini lebih baik,โ€ pungkasnya.
Unsika Karawang beli 40 kontainer untuk membuat kekurangan ruang kelas. Foto: kumparan

Mahasiswa Baru Tahu Kontainer Dijadikan Ruang Kelas

Ketua BEM Fakultas Pertanian Unsika, Ibrahim, mengaku informasi soal pengadaan kontainer untuk ruang kelas itu ia ketahui dari media, bukan dari pihak kampus.
ADVERTISEMENT
Padahal Fakultas Pertanian selama ini belajar di kampus 2 Unsika, tempat proyek kelas kontainer itu disiapkan.
"Kami tidak diberi informasi langsung oleh pihak Unsika. Padahal kondisi mahasiswa baru di Fakultas Pertanian tahun ini meningkat tajam, tapi jumlah ruang kelas tidak bertambah," ungkapnya.
Ibrahim mempertanyakan apakah kontainer ini memenuhi standar kenyamanan bagi mahasiswa.
"Kalau memang ini solusi, apakah sudah sesuai standar? Mahasiswa juga punya hak atas fasilitas yang layak," tandasnya.

Kemendikti Tak Permasalahkan

Pihak Kemendikti Saintek sendiri tidak mempermasalahkan pengadaan kontainer sebagai ruang kelas asalkan layak.
Sedang pihak Unsika mengatakan, kabin kontainer yang dijadikan kelas itu akan dilengkapi interior, pintu, jendela, pengecatan, dan kelistrikan. Fasilitas tersebut juga nantinya akan menjadi aset Barang Milik Negara (BMN) Unsika.
ADVERTISEMENT
"Harga per 1 kelas Rp 159 juta, di dalamnya terdapat dua unit AC 1 PK, 30 kursi kuliah, 1 proyektor, satu kursi dosen dan satu meja dosen," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Unsika, Indra Budiman.